Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2022, 05:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto mengungkap ciri-ciri tanah warga yang menjadi incaran mafia.

Jelasnya, mafia tanah cenderung mengincar daerah yang memiliki harga jual tanah menjanjikan atau tinggi.

"Para oknum mafia tanah ini biasanya mengincar daerah yang memiliki harga tanah yang tinggi," jelasnya dalam Rapat Koordinasi Pencegahan dan Penyelesaian Kejahatan Pertanahan, Rabu (7/12/2022).

Selain itu, tanah yang bersengketa dan tanah yang belum memiliki sertifikat tentu menjadi incaran para mafia.

Oleh karena itu, Hadi Tjahjanto mengajak seluruh masyarakat untuk segera mendaftarkan tanahnya agar bisa mencegah peluang timbulnya kejahatan pertanahan dan modus-modus mafia tanah pada kemudian hari.

Baca juga: Kementerian PUPR Gelar Seremoni Serah Terima BMN Tahap 2 Rp 19,08 Triliun, Ini Rinciannya

Bahkan kalau perlu dibentuk dasar hukum yang dapat mendukung percepatan penyelesaian permasalahan tanah, sehingga dapat menjadi pembelajaran serta landasan bersama untuk ke depannya.

Lanjut Hadi, terdapat 5 oknum mafia tanah, meliputi oknum pegawai BPN, oknum pengacara, oknum camat, oknum notaris/PPAT, dan oknum kepala desa.

Berbagai cara dilakukan seperti hilangnya warkah tanah, pemalsuan dokumen alas hak, rekayasa perkara di pengadilan dan sebagainya.

"Kelima oknum tersebut tidak akan berhasil tujuannya tanpa adanya bantuan dari mafia peradilan yaitu oknum polisi, oknum jaksa, serta oknum hakim," imbuh Hadi.

Oleh karena itu, Kementerian ATR/BPN juga sudah bekerja sama dan membuat nota kesepahaman dengan Kepolisian hingga Kejaksaan Agung.

Baca juga: Penataan Ruang Jabodetabek-Punjur Butuh Inovasi Pendanaan

Kementerian ATR/BPN turut membuat Tim Satgas Pencegahan dan Penanganan Kejahatan Pertanahan di tingkat Kementerian serta Kantor Wilayah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com