Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Star City, Konsep Kota Bawah Laut yang Bawa Pulang Perunggu dari Pimnas 2022

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernahkah Anda membayangkan tinggal di bawah laut dan tetap beraktivitas layaknya sedang berada di daratan?

Meskipun terlihat bagaikan mimpi semata, konsep ini sudah mulai digaungkan oleh mahasiswa Universitas Indonesia yang berkompetisi di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) tahun 2022.

Tim dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTSL FTUI) yang menggagas desain kota futuristik Star City: Kota Bawah Laut berhasil meraih medali perunggu untuk kelas presentasi Gagasan Futuristik Tertulis (PKM GFT).

Tim ini terdiri dari Juan Fidel Ferdani (Teknik Sipil), Irwan (Teknik Lingkungan), Rubby Anistia Prasetyo (Teknik Sipil), Brily Najmussabah (Teknik Lingkungan), dan Evan Ariel Christoper (Teknik Sipil). Mereka dibimbing oleh Dosen DTSL FTUI, Dr. Nyoman Suwartha, S.T., M.T., M.Agr.

Star City merupakan konsep kota bawah laut dengan tiga keunggulan, yaitu kemandirian energi, kemandirian pangan, dan hunian berketahanan.

Menurut Nyoman, ada beberapa aspek yang ditonjolkan dalam konsep Star City yang dipresentasikan.

Dikatakan, energi panas yang digunakan berasal dari Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) dan energi panas berasal dari radiasi matahari, sedangkan untuk energi gerak berasal dari energi gelombang air laut (wave energy).

“Kedua, untuk memenuhi kebutuhan pangan, kami mengaplikasian inovasi sistem cocok tanam berbekal pada lahan terbatas, yaitu konsep microgreen,” papar Nyoman.

Microgreen sendiri merupakan tanaman yang dipanen pada rentang 7-14 hari atau setelah melewati proses perkecambahan.

Spesies yang dapat dijadikan microgreen sangatlah beragam seperti sayuran, rempah-rempah, hingga bahan pangan pokok seperti gandum.

Konsep kota bawah laut Star City sebagai hunian masa depan dirancang untuk memanfaatkan sinar matahari dan gelombang air laut sebagai sumber energi dengan dukungan teknologi, seperti OTEC, PLTGL, dan floating PV.

Struktur hunian di Star City akan menggunakan sistem damping structure, moda transportasi undersea maglev systems, dan sistem pengelolaan limbah dengan grey water treatment phycoremidiation.

Penghuni Star City juga dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan konsep microgreen vertical garden.

Selain sebagai kota hunian, Star City juga didesain menjadi pusat konservasi laut dengan dilengkapi inovasi budidaya terumbu karang (Marine Cultures), teknologi monitoring megafauna laut (WIPSEA), dan galeri koleksi keanekaragaman hayati laut (Marine Gallery).

Selain star city, ide hunian berbasis energi terbarukan yang diberi nama Energy Independent House juga berhasil menyabet medali perak di ajang yang sama.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, M.Sc., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginy atas perjuangan dan prestasi para mahasiswa beserta dosen pembimbing di ajang Pimnas ke-35.

“Dua medali yang dipersembahkan kepada UI semoga menjadi inspirasi untuk terus berkarya, berkontribusi, dan berinovasi. Prestasi dalam Pimnas adalah modal yang sangat strategis untuk memperoleh kesempatan dan meraih keberhasilan di masa depan,” ujar Abdul.

Selain dua tim dari FTUI, ada tiga tim UI lainnya yang juga ikut serta. Pada bidang PKM Karsa Cipta (PKM-KC) diciptakan Solar Mechanical Adjustable Ray Tracker (SMART), yang adalah alat pelacak surya berbasis sistem kontrol fluida mekanik untuk mengoptimalkan kinerja panel surya.

Pada bidang PKM Riset Eksakta (PKM-RE), karya berupa inovasi pembuatan ekstrak biji bunga telang (Clitoria Ternatea) sebagai solusi bagi masalah rambut rontok pria di masa depan.

Sementara di bidang PKM Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK), dirancang penerapan Orogensys yaitu alat penangkap kabut berbahan limbah padi sebegai alternatif air bersih di Gunungkidul, Yogyakarta.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/12/08/093000121/star-city-konsep-kota-bawah-laut-yang-bawa-pulang-perunggu-dari-pimnas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke