JAKARTA, KOMPAS.com - Perlambatan dan tekanan yang dialami pasar apartemen di Indonesia akan terus berlanjut hingga akhir 2022.
Hal ini ditandai dengan seretnya penjualan pada Kuartal II-2022 yang hanya sejumlah 295 unit dari total pasokan 219.670 unit.
Sampai akhir tahun pun, angka penjualan diprediksi hanya sekitar 573 unit. Ini artinya, tingkat penjualan relatif stagnan bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut data Colliers International Indonesia, tingkat serapan apartemen secara kuartalan turun 0,5 persen menjadi 87,2 persen dari pasokan eksisting yang ada di pasar.
Baca juga: Lima Apartemen Termahal di Jakarta, Nomor 1 Harga Per Meter Perseginya Setara Rumah Subsidi
Sementara tingkat serapan untuk proyek yang sedang dibangun sebesar 1,7 persen secara kuartalan atau 2,2 persen secara tahunan.
Namun demikian, kondisi ini tak menghambat aktivitas sejumlah pengembang untuk menyelesaikan proyek-proyek yang sedang dibangun demi meningkatkan kepercayaan pasar.
Bahkan, mereka membangun proyek yang masuk dalam daftar lima apartemen tertinggi di Jakarta dan Indonesia.
Mereka adalah Agung Sedayu Group yang menggarap Azure Tower atau Menara Jakarta Tower A, dan Equinox Tower atau Menara Jakarta Tower E di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Kemudian Rajawali Property Group yang telah menyelesaikan The St Regis Jakarta Residence di koridor Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Agustus lalu.
Fenomena konstruksi pada 2022 ini disebut Director of Marketing and Communications Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH) Elizabeth Randgaard sebagai prospektif dan menjanjikan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.