Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Internasional Banyuwangi Sabet Penghargaan Aga Khan Award 2022

Kompas.com - 22/09/2022, 16:30 WIB
Monica Noviola,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bandara Internasional Banyuwangi, Blimbingsari, Jawa Timur, menyabet penghargaan internasional bergengsi The 2022 Aga Khan Award for Architecture (AKAA).

Pengumuman pemenang dilangsungkan di Jenewa, Swiss, Kamis, 22 September 2022.

Bandara Internasional Banyuwangi karya arsitek Andra Matin, ini merupakan bandara hijau pertama yang dinilai mampu mengubah konstelasi arsitektur kebandaraan.

Hal ini mengingat Pemerintah Indonesia akan dan tengah membangun sekitar 300 bandara dalam waktu dekat.

Baca juga: Arsitektur Hijau Bandara Banyuwangi Diakui Internasional

Selain Bandara Internasional Banyuwangi, terdapat lima karya arsitektur lainnya yang dinilai terbaik yakni Urban River Spaces dan Community Spaces in Rohingnya Refugee Response di Bangladesh, Argo Contemporary Art Museum and Cultural Centre, Tehran, Iran, Renovation of Niemeyer Guest House, Tripoli, dan Kamanar Secondary School, Thionck Essyl, Senegal.

AKAA ini digelar untuk mengidentifikasi dan mendorong pengembangan konsep untuk menjawab kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Proses pemilihan penghargaan ini menekankan pada karya arsitektur yang tidak hanya mampu menyediakan kebutuhan fisik, sosial dan ekonomi masyarakat, tetapi juga merangsang dan menanggapi aspirasi budaya mereka.


Karya para pemenang ini menunjukkan komitmen kepada masyarakat, inovatif, dan kepedulian terhadap lingkungan.

Kenam pemenang ini akan mendapatkan hadiah masing-masing 1 juta dollar AS atauekuivalen Rp 15 miliar.

Berikut daftar enam pemenang Aga Khan Award for Architecture 2022 dari berbagai negara dan  penilaian para juri:

1. Bangladesh

Urban River Spaces, Jhenaidah

Karya ini merupakan hasil dari partisipasi dan pendayagunaan masyarakat secara konsisten.

Perempuan, kelompok terpinggirkan, dan tenaga kerja lokal, ikut terlibat sebagai upaya sederhana dalam membersihkan akses ke sungai Nabaganga di Jhenaidah.

Urban River Spaces juga menghasilkan proyek lanskap yang minim bahan dan teknik konstruksi lokal.

Hasilnya, tempat pembuangan informal telantar berubah menjadi ruang multifungsi yang menarik dan terjangkau yang diapresiasi beragam komunitas Jhenaidah.

Dengan demikian, proyek ini berhasil membalikkan degradasi ekologi dan bahaya kesehatan sungai dan tepiannya, serta mendorong perbaikan ekologi sungai yang efektif, di Bangladesh.

Community Spaces in Rohingya Refugee Response, Cox’s Bazar

Mencakup enam ruang komunitas sementara dari program Penanggulangan Pengungsi Rohingya.

Program ini memberikan respon yang bermartabat, sensitif dan cerdik terhadap kebutuhan darurat pengungsi.

Selain itu, proyek ini juga memiliki perhatian khusus pada keselamatan perempuan.

Konsep dan desain dari enam ruang tersebut merupakan hasil dari perencanaan yang tepat, kemitraan yang solid dan proses inklusif yang melibatkan beragam komunitas pengungsi dan tuan rumah, seperti mendefinisikan kebutuhan spasial dan fungsional.

2. Indonesia

• Banyuwangi International airport, Blimbingsari, East Jawa

Bangunan ini sangat mencolok di tengah sawah yang memperluas bahasa lanskap, mendeskripsikan  arsitektur, fungsionalitas dan pengaturan dalam disposisi yang demikian mulus.

Bandara Internasional Banyuwangi dapat menjadi pengubah konstelasi arsitektur bandara, mengingat Pemerintah Indonesia akan dan tengah membangun sekitar 300 bandara dalam waktu dekat.

3. Iran

Argo Contemporary Art Museum and Cultural Centre, Tehran

Proyek ini merupakan kegiatan revitalisasi sekaligus konservasi Argo, bekas pabrik bir yang direlokasi satu dekade sebelum Revolusi Iran.

Transformasi Argo menjadi sangat menarik, karena sang arsitek mengubahnya menjadi museum seni kontemporer.

Terdapat berbagai ruang untuk pameran, diskusi, dan pemutaran film dikembangkan dalan struktur  lebih dari empat tingkat.

Museum ini dilengkapi dengan sebuah tempat tinggal untuk seniman yang dibangun berdekatan.

4. Libya

Renovation of Niemeyer Guest House, Tripoli

Proses renovasi Niemeyer Guest House adalah kisah inspiratif tentang kapasitas arsitektur untuk perbaikan, di tengah kondisi krisis di seluruh dunia, dan khususnya Libya.

Karena negara ini menghadapi keruntuhan politik, sosial-ekonomi, dan lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Terletak di pinggiran Tripoli, salah satu kota pelabuhan tertua dan paling indah, pernah terkenal karena kerajinan tangan, tetapi sekarang dirusak oleh kemiskinan ekstrim, migrasi dan kurangnya ruang publik.

Niemeyer Guest House adalah bagian dari Rachid Karami International Fair (RKIF), karya arsitek Oscar Niemeyer yang belum selesai.

5. Senegel

Kamanar Secondary School, Thionck Essyl

Ini merupakan sekolah menengah yang dilengkapi infrastruktur, bangunan, lanskap dan peralatan.

Kamanar memiliki keunikan karena membahas berbagai skala urbanisme, lanskap, arsitektur, dan teknologi bangunan dengan komitmen dan keahlian yang sama.

Selain itu, situs Kamnar yang memiliki kondisi utama topografi dan flora, mendorong pengenalan jaringan pod kelas yang terorganisasi di sekitar "kanopi" pohon yang sudah ada.

"Kanopi" pohon inidijadikan sebagai ruang sosial yang melayani siswa dan guru secarabersama-sama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com