SUBUH tadi saya terbangun oleh beberapa pesan. Semuanya menggelegar, membuat saya berdiri dari kasur. Terhenyak tak percaya.
Terbayang senyum Pak Achmad Hermanto Dardak dan kelembutan tutur dengan intonasinya yang dalam, selalu sarat pertimbangan teknis.
Ciri seorang insinyur sejati khas lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 75 ini.
Sejak menjadi Wakil Menteri Pekerjan Umum (PU) periode 2009-2014, persahabatan kami adalah antara senior dan junior. Walaupun lulusan Teknik Sipil, tapi Pak Anto, sapaan akrabnya, sangat mendalami bidang tata ruang.
Saya berkolaborasi bersama Pak Anto, terutama dalam isu internasional dan perencanaan. Tentu dengan tema infrastruktur dan tata ruang sebagai penyambung persahabatan kami.
Berjalan di pinggiran metropolitan London, Inggris, menelusuri perkebunan teh Ureshino di pedalaman Jepang, dan berbagai forum internasional lainnya selalu menjadi menu kami.
Pasca-peran pentingnya dalam membidani Undang-undang (UU) Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pak Anto konsisten mengembangkan bidang tata ruang.
Dalam pemikiran progresif Pak Anto, pembangunan berdimensi kewilayahan diejawantahkan dengan membagi ruang wilayah pembangunan infrastruktur berupa Wilayah Pembangunan Strategis (WPS).
Baginya, pengembangan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat harus dilakukan melalui pedekatan wilayah dengan menggunakan landasan penataan ruang.
Hal tersebut dapat meningkatkan keterpaduan rencana lintas wilayah dan lintas sektor, agar lebih mampu meningkatkan pelayanan dasar kepada masyarakat.
Selain itu juga memberi dukungan terhadap pengurangan kesenjangan pertumbuhan antar-daerah, antar-sektor, serta antar-kota dan desa atau antar-lingkungan/kawasan.
Pak Anto adalah penggagas Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) di Kementerian PUPR.
Ini merupakan organisasi badan yang berperan dalam menyusun indikasi program utama untuk memenuhi tuntutan sasaran fungsi wilayah/perkotaan.
Program pembangunan infrastruktur disusun lebih tajam dan tidak generik, serta skenario jangka panjang-menengah per kawasan/perkotaan dan per pulau dengan mempertimbangkan kemampuan pendanaan, kapasitas lembaga, dan sumber daya.
Kepemimpinan dan pemikiran Pak Anto menjadi pijakan penting bagi Kementerian PUPR dalam merumuskan rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya, merekatkan dan menyeimbangkan pembangunan nasional dan kesatuan wilayah nasional.