JAKARTA, KOMPAS.com – Ajang balap mobil listrik Formula E akan diselenggarakan pada 4 Juni 2022 di Jakarta International E-Prix (JIEC), Ancol, Jakarta Utara.
JIEC atau yang juga dikenal dengan sebutan Sirkuit Formula E masih dalam tahap pemasangan grandstand dengan 16 deret tempat duduk ke atas, melansir Antara, Selasa (24/5/2022).
Target pengerjaan sebanyak 8 area tribun dari 2A hingga 2H berkapasitas lebih dari 10.000 orang.
Selain itu, terdapat sarana pendukung sirkuit lainnya yang sedang dikerjakan, seperti pedestrian bridge serta area paddock.
Lebih lanjut, berikut Kompas.com rangkum fakta-fakta mengenal Sirkuit Formula E:
Baca juga: Dibuat sejak Tahun 2017, Begini Sketsa Asli Lintasan Sirkuit Mandalika
Sirkuit Formula E memiliki panjang 2,4 kilometer dan lebar 14 meter dengan 18 tikungan. Jika dilihat dari atas, sirkuit ini memiliki desain menyerupai kuda lumping.
Terdapat 5 zona lintasan yang tengah digarap dengan lokasi yang paling menantang adalah zona 5.
Zona 5 diketahui memiliki bagian tanah lunak di sepanjang 1 kilometer lintasan, sementara sekitar 40 persen konstruksi sirkuit terkonsentrasi di zona ini.
Untuk lingkungan sekitarnya, Sirkuit Formula E menawarkan pemandangan Jakarta International Stadium (JIS).
Pada awalnya, Sirkuit Formula E memiliki nama DJaya Antjol Circuit Djakarta yang menjadi sirkuit pertama dan satu-satunya di Indonesia pada 1970-an hingga 1980-an.
Baca juga: Lokasi Sirkuit F1 Bintan Ditetapkan di Lagoi, Bakal Punya 18 Tikungan
Sirkuit ini sempat menjadi lokasi Grand Prix Indonesia tahun 1976. Namun karena faktor keselamatan, Sirkuit Ancol perlahan ditinggalkan dan tak lagi digunakan untuk arena balap kendaraan bermotor.
Sirkuit Formula E dikabarkan menggunakan cerucuk bambu sebagai konstruksi atau material lapisan bawah lintasan.
Penanggung Jawab Pembangunan Sirkuit Formula E dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Ari Wibowo memaparkan, penggunaan bambu bertujuan untuk melapisi bawah lintasan karena tahan air.
Bambu digunakan karena dari 5 zona konstruksi, zona 5 sepanjang 1 kilometer merupakan tanah lunak sehingga tergolong sulit dikerjakan.
"Jadi zona lima ini paling sulit serta paling menguras energi dan konsentrasi," ungkap Ari.