Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaatkan Lahan, Pemkot Bandarlampung Ajak Warga Terapkan "Urban Farming"

Kompas.com - 01/03/2022, 20:30 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung mendorong masyarakat memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumah mereka dengan konsep urban farming (bercocok tanam).

Ini seperti disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bandarlampung Agustini dikutip dari Antara, Selasa (1/3/2022).

"Kita selalu mengajak warga melakukan urban farming, karena ini juga berpotensi menambah pemasukan bila diseriuskan," ujar Agustini.

Konsep bercocok tanam dinilai cocok dilakukan oleh masyarakat perkotaan di Bandarlampung. Karena, lahan produktif pertanian di kota ini tersisa sekitar 624 hektar.

Menurutnya, kata Agustini, bercocok tanam tidak terlalu sulit untuk dipraktikkan oleh masyarakat. Sebab, tidak membutuhkan lahan luas serta peralatan terlalu berat.

Di Bandarlampung, bercocok tanam sebenarnya sudah berjalan dan hampir di setiap kecamatan telah memanfaatkan pekarangannya.

Baca juga: Singapura Siapkan Urban Farming di Atap Parkir

Untuk bercocok tanam di lahan yang tidak luas, masyarakat bisa menggunakan polybag, hidroponik, ataupun pipa bekas yang ditempelkan pada sisi-sisi rumahnya.

"Hidroponik tidaklah membutuhkan lahan luas jika hanya ingin sekedar memenuhi kebutuhan sayur-sayuran sehari-hari. Macam-macam ya tanamannya, tapi biasanya seperti, sawi, selada, kangkung, dan lainnya," kata dia.

Sementara itu, salah satu penyuluh pertanian di Kelurahan Rajabasa Jaya, Kota Bandarlampung, Susetiowati mengatakan, pihaknya juga terus mengedukasi masyarakat kota untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan dan halaman rumah menjadi lebih produktif.

"Diharapkan dapat membantu masyarakat. Minimal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya dan juga bernilai ekonomis serta bermanfaat bagi sekitar," kata dia.

Untuk pemasarannya, biasanya konsumen datang sendiri berkunjung melihat-lihat tanamannya.

Jika tertarik, maka konsumen tersebut akan membeli dan itu terus berulang. Bahkan, kata dia, ada juga bursa pelelangan tanaman hias.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com