Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candra Naya di Tengah Apartemen, "Pemerkosaan" Cagar Budaya Tionghoa

Kompas.com - 04/02/2022, 20:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sebetulnya, nama awal Candra Naya adalah Sin Ming Hui, namun pada era Presiden ke-2 RI Soeharto, nama berbau Tionghoa harus diganti menjadi nama Indonesia.

Baca juga: Cara Jakarta Merawat dan Mengelola Bangunan Cagar Budaya

Maka dari itu, gedung yang tadinya bernama Sin Ming Hui ini berubah namanya menjadi Candra Naya.

Dikutip dari Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi Jakarta Pusat (Sudinpusarjakpus), Candra Naya memiliki ciri khusus dari arsitektur Cina dengan ruangan luas, dimana interior dari bangunan dihiasi dengan ornamen-ornamen yang sangat detail.

Sementara itu atap atasnya memiliki mahkota ‘Tou-Kung’ yang juga dihiasi lengkap dengan ornamen.

Pada tahun 1946, gedung ini digunakan untuk beberapa kegiatan seperti klinik cikal bakal Rumah Sakit (RS) Sumber Waras.

Hingga thun 1970-an, Candra Naya pernah menjadi tempat pesta pernikahan kalangan borjuis.

Saat ini, Candra Naya termasuk dalam komplek superblok milik PT Modernland Realty Tbk, Green Central City.

Namun, Candra Naya berada di bawah supervisi Disbud DKI Jakarta dan menjadi salah satu obyek cagar budaya di ibu kota.

Gedung ini juga sempat menjadi lokasi kuliah mahasiswa Universitas Tarumanagara (Untar) dan tempat penyelenggaraan pertandingan bulu tangkis internasional pertama di Indonesia yakni, Indonesia Open.

Kehilangan Roh Asli 

Menurut Arsitek dan Pemerhati Pelestarian Arsitektur dan Kota di Jakarta Aditya W Fitrianto, Candra Naya yang berdiri di tengah bangunan megah kini dianggap telah kehilangan roh aslinya.

"Hanya seonggok bangunan tua sudah kehilangan fungsi penting layaknya pada masa lalu," ujar Aditya kepada Kompas.com, Kamis (3/2/2022).

Aditya menuturkan, Candra Naya sebagai salah satu bangunan cagar budaya seharusnya dilestarikan dengan menghadirkan kembali nilai dan menjadikannya sebuah living heritage bagi ruang kota sekitarnya.

Hal ini dikarenakan bangunan tersebut terlihat menjadi tidak penting atau signifikan lagi bagi wajah kota.

Karena, letaknya terlihat di belakang dan kurang mendapatkan penanganan restorasi yang baik.

Dalam hal pelestarian Candra Naya, hal ini sempat menjadi polemik karena ada penambahan bangunan baru atau hotel di sisi depan yang terlihat menutupinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com