Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) Hendricus Andy Simarmata menambahkan, urban planning yang sustainable harus menganut tiga pilar utama. Yaitu lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Adapun salah satu yang patut menjadi fokus dalam pembangunan IKN Nusantara ialah daya dukung lingkungannya. Mengingat lokasinya berada di kawasan hutan.
Apabila kondisi airnya sepet hingga tanahnya berkontur, baiknya menerapkan build with more less. Tidak perlu yang berukuran besar karena harus mengambil air hingga energi dari wilayah lainnya.
"Itu artinya high cost. Kalau high cost, bukan hanya nilai bangunannya yang mahal tapi nilai biaya operasionalnya. Kalau yang menanggung warga itu namanya tidak sustainable, karena memberatkan orang-orang yang tinggal di kota itu," jelas Andy.
Menurut dia, tiga tahun pertama menjadi hal yang krusial dan penting seiring pembangunan IKN. Masa ini bisa diibaratkan seperti golden age pada bayi.
"Jangan salah melakukan intervensi. Sudah banyak pohon, kalau mau bangun forest city di sana (IKN) lihat-lihat dulu pohonnya, jangan langsung semua ditebas," imbuhnya.
Sementara Ketua Umum Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) Dian Heri Sofian menyampaikan, dalam perencanaan lingkungan ada dua alternatif, yaitu konservatif atau apa adanya dan dibangun atau direkayasa.
"Boleh dibangun atau direkayasa, kemudian kalau ada masalah selesaikan dengan rekayasa berikutnya, tapi sampai kapan? Jadi kita bisa memilih untuk membangun dengan memperhatikan daya dukung lingkungannya (konservatif)," ujarnya.
Sehingga, tidak sampai perlu mendatangkan resource dari luar wilayah seperti halnya transportasi hingga energi. cukup memperhatikan dan memaksimalkan potensi lokal, tidak semuanya harus impor.
"Misalnya sekarang trennya pohon ketapang kencana, tiba-tiba di IKN ketapang kencana semua, ngapain datangin dari Jawa dan Sumatera? Padahal di sana sudah banyak pohon. Kira-kira contoh simpelnya seperti itu," tandasnya.
Sedangkan Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Georgius Budi Yulianto berpendapat, dalam pemahaman arsitektur, sustainable itu meminimalkan dampak negatif untuk lingkungan. Baik dengan efisiensi dan memoderasi material serta bahan.
"Kita juga kan membuat national buiding (IKN), bukan national sculpture, kalau building itu ada fungsi dan standar yang harus dipenuhi juga," katanya.
Dengan demikian, desain arsitektur yang berkelanjutan akan menjadi patokan supaya bahan material yang dipakai secara estetika bagus, tapi dampaknya juga minimum bagi lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.