Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Jalan Tol Terpeka dan Kapal Betung Rusak dan Berlubang

Kompas.com - 25/01/2022, 07:30 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

4. Bleeding (kegemukan aspal)

Kemungkinan penyebabnya kurangnya rongga udara (VIM) dalam campuran aspal, kadar aspal campuran yang relatif tinggi, agregat halus tidak optimum masuk dalam campuran dan terakhir karena kelebihan tack coat.

5. Alligator Cracks (retak kulit buaya)

Kemungkinan penyebabnya yaitu pembebanan lalu lintas tinggi, lapisan permukaan dihampar pada satu suhu yang tidak sesuai, penuaan dini aspal (premature aging).

Kerusakan pada perkerasan kaku: 

1. Linear cracks 

Kemungkinan penyebabnya penyusunan beton selama perawatan, pelat mengalami rocking atau gerakan naik turun pada sambungan akibat beban lalu lintas serta tidak sempurnanya transfer beban pada sambungan.

2. Spalling (gompalan pada sambungan)

Kemungkinan penyebabnya penutup sambungan rusak, curing tidak optimal, posisi dowel miring dan mutu bahan kurang baik.

3. Block craks 

Kemungkinan penyebabnya yaitu adanya penurunan daya dukung tanah dasar, penutup sambungan rusak, tidak sempurnanya tranfer beban pada sambungan dan kualitas material beton yang tidak sesuai.

4. Pumping (air hujan masuk melalui retakan jalan)

Kemungkinan penyebabnya yaitu penutup sambungan rusak sehingga air masuk ke bawah slab beton dan material tanah dasar yang dapat tererosi.

Karena itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menginstruksikan badan usaha atau pengelola untuk segera memperbaiki ruas jalan tol yang rusak dan berlubang tersebut.

Dia bahkan meminta perbaikan permanen harus sudah tuntas pada April 2022. Selain itu, perbaikan juga mesti dilakukan dengan menggunakan teknologi terbaik. 

"Saya minta perbaikan permanen bisa tuntas pada akhir April 2022 nanti. Saya mengingatkan kembali bahwa SPM wajib dipenuhi karena masyarakat sudah membayar tarif tol dan harus mendapatkan layanan yang baik," kata Basuki. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com