Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raksasa Properti China Gunakan Uang Pribadi Selamatkan Perusahaan dari Krisis

Kompas.com - 23/11/2021, 17:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Sebagai upaya untuk menyelamatkan perusahaan dari jeratan utang, raksasa properti China gunakan uang pribadi mereka hingga 3,8 miliar dolar Amerika atau setara dengan Rp 54 triliun.

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (23/11/2021), hal tersebut terjadi karena adanya krisis utang.

Tindakan yang diambil oleh mereka berbanding terbalik dengan rekan-rekan negara lain yang bergerak di bidang serupa.

Pada umumnya, pengusaha properti dari negara lain memiliki konsep tanggung jawab terbatas dan melindungi kekayaan pribadi pemilik dari klaim kreditur.

Baca juga: Evergrande Jual Unit Otomotif ke Perusahaan Inggris

Sedangkan di China, batas tersebut tidak begitu jelas.

“Di China, regulator dapat menekan pemegang saham besar atau pengendali untuk mencampurkan aset pribadi mereka dengan perusahaan dan memperlakukan keduanya sebagai hal yang tak terpisahkan,” kata Direktur Asia Global Institute di University of Hong Kong Zhiwu Chen.

Sebagian penyebabnya tidak lain karena pemegang saham pengendali termasuk pendiri sering kali memperlakukan aset perusahaan seperti milik pribadi mereka.

Adapun hasil yang diperoleh akibat langkah tersebut adalah sebesar 8,25 persen obligasi dolar China Evergrande Group yang jatuh tempo tahun depan telah pulih sekitar 30 sen dolar dari skor terendah mereka sebulan sebelumnya, yakni 22,7 sen.

Hasil tersebut diperoleh setelah Hui Ka Yan, selaku pimpinan, mengumpulkan dana dengan melepaskan aset pribadi dan menjaminkan saham miliknya.

Kendati masih belum jelas bagaimana uang tersebut digunakan, raksasa properti yang sedang mengalami masalah itu berhasil menghindari default sebanyak 3 kali dengan membayar bunga obligasi yang telah jatuh tempo.

Tidak jauh berbeda dengan Evergrande, R&F melalui kedua pendirinya, Li Sze Lim dan Zhang Li telah berjanji untuk memberikan dana sebesar 8 miliar dolar Hongkong (Rp 14,6 triliun) dalam pembiayaan jangka pendek kepada R&F.

Sedangkan pada Yango, Lin Tengjiao memberikan jaminan pribadinya ketika developer berusaha untuk memperpanjang 3 uang kertas dolarnya untuk menghindari default, dengan total pokok pinjaman gabungan sebesar 747 juta dolar Hongkong (Rp 1,3 triliun).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com