Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Seputar Tol Yogyakarta-Bawen, Proyek Strategis yang Dilengkapi Terowongan

Kompas.com - 20/10/2021, 14:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk memangkas waktu tempuh dari Yogyakarta ke Bawen, Presiden Joko Widodo melalui Kementerian PUPR merencanakan pembangunan tol.

Tidak seperti pembangunan Tol Bawen-Salatiga yang memotong perbukitan, Tol Yogyakarta-Bawen, akan dilengkapi dengan terowongan atau tunnel.

Dalam wawancara bersama Kompas.com pada tahun 2019 silam, Basuki menyampaikan terowongan ini dibangun agar proyek tol tidak merusak lingkungan sekitar.

"Karena kalau tidak pasti akan merusak lingkungan. Karena di sana itu topografinya pegunungan jadi harus membuat terowongan," ungkap Basuki Senin (16/9/2019).

Baca juga: PPJT Resmi Diteken, Tol Yogyakarta-Bawen Direncanakan Tuntas 2023

Terowongan tersebut rencanannya akan berlokasi di antara daerah Ambarawa dan Temanggung.

Salah satu kawasan yang ingin tetap dijaga keasriannya adalah Kawasan Banaran yang selama ini menjadi destinasi wisata alam dan menyediakan produk unggulan kopi.

Ini bukanlah tol pertama yang memiliki terowongan di Indonesia. Sebelumnya ada terowongan di Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) yang bahkan memiliki terowongan kembar. 

Dengan menerapkan rancangan yang baru ini, kontraktor tidak perlu lagi mengorbankan keindahan alam demi membuat jalan tol.

Selain itu, Kementerian PUPR juga tidak perlu mengulang kesalahan pembangunan Tol Bawen-Salatiga yang memangkas perbukitan.

Pengerjaan Proyek Mundur

Sebelumnya proyek konstruksi Tol Yogyakarta-Bawen ditargetkan akan dimulai pada Agustus 2021, namun akhirnya harus dimundurkan hingga akhir 2021.

PGS Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Bawen (JBJ) Oemi Vierta Moerdika mengatakan, penundaan ini terjadi karena ada beberapa perubahan kebijakan pemerintah terkait pembebasan lahan, penyesuaian aturan baru, dan kondisi pandemi Covid-19.

"Rencana masih menunggu persetujuan rencana teknis akhir (RTA) dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan Bina Marga Kementerian PUPR dengan target konstruksi jalan tol ini pada akhir tahun 2021," katanya kepada Kompas.com, Rabu (8/9/2021).

Baca juga: Tak Ingin Memangkas Bukit, Basuki Perintahkan Bangun Terowongan Tol Yogyakarta-Bawen

Oemi menjelaskan, saat ini masih dilakukan dua kegiatan lelang. Pertama, seleksi untuk penyedia jasa konsultansi pengendalian mutu independen (PMI) pekerjaan pembangunan Jalan Tol Yogya-Bawen.

Lelang kedua terkait seleksi penyedia jasa konsultansi pekerjaan pengawasan teknik paket 1, seksi 1 dan 2.

"Nah, ketika proses ini berjalan ya tentu tidak jauh dengan kegiatan konstruksi. Saat ini masih September, sehingga kami kerjar target kegiatan konstruksi pada akhir tahun, kemungkinan dapat dilakukan," ujarnya.

Pembebasan Lahan Belum Rampung

Sementara itu, tahapan awal pembangunan tol yakni proses pembebasan lahan masih ada dalam domain pemerintah.

Pembebasan lahan ini juga baru dapat dilakukan setelah keluarnya izin penetapan lokasi (penlok). Terdapat 69 Desa yang terdampak pembebasan lahan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen.

Setelah lahan bebas, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) baru dapat melakukan tahapan konstruksi dengan diawali proses land clearing.

Oemi mengatakan pihaknya sementara masih berkonsentrasi untuk melakukan pembebasan lahan di beberapa wilayah. 

"Kemarin sudah digelar musyawarah warga Margomulyo, selanjutnya dijadwalkan musyawarah warga Margodadi. Semua tahapan terus kami laksanakan sampai semua lahan dibebaskan," jelas Oemi.

Baca juga: Konstruksi Tol Yogyakarta-Bawen Mundur Akhir 2021

Sementara untuk progres pembayaran uang ganti rugi sudah terserap sebesar Rp 365 miliar di Seksi 1 untuk Desa Tirtoadi, Sleman. Sedangkan Seksi 2-6 masih dalam proses penlok dengan Pemprov Jateng.

"Hingga kini, lahan yang sudah dibebaskan baru seluas 8,6 hektar dari sekitar 47,6 hektar yang dibutuhkan," imbuhnya.

Dengan terserapnya alokasi anggaran pembebasan lahan sebesar Rp 365 miliar, PT JBJ masih membutuhkan tambahan alokasi anggaran di 2021 sebesar kurang lebih Rp 1,1 triliun.

Oemi menyampaikan, estimasi kebutuhan anggaran pembebasan lahan untuk Tol Yogyakarta-Bawen sekitar Rp 7,5 triliun.

Progres pengerjaan konstruksi juga bergantung dari dana yang telah disediakan LMAN untuk keperluan tersebut.

"Kami sudah laporkan ke LMAN dan mengajukan untuk tahap (pembayaran) selanjutnya. Sudah direspon baik oleh LMAN," ucapnya.

Punya 6 Seksi

Tol Yogyakarta-Bawen diperkirakan menelan investasi senilai Rp 14,26 triliun dan masa konsesi selama 40 tahun. Sementara target pengoperasiannya pada akhir 2023.

Jalan tol ini terdiri dari 6 seksi yaitu Seksi 1 Yogyakarta-SS Banyurejo sepanjang 8,25 kilometer, SS Banyurejo-SS Borobudur sepanjang 15,26 kilometer, dan SS Borobudur-SS Magelang sepanjang 8,08 kilometer.

Kemudian, SS Magelang-SS Temanggung sepanjang 16,64 kilometer, SS Temanggung-SS Ambarawa sepanjang 22,56 kilometer, sera SS Ambarawa-Interchange (IC) Bawen membentang 5,21 kilometer.

Jalan Tol Yogyakarta-Bawen merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 28 Tahun 2017.

Tol ini akan dikerjakan oleh konsorsium PT Jasamarga Jogja Bawen yang terdiri dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pemegang saham mayoritas sebesar 60 persen.

Kemudian PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 12,5 persen, PT Waskita Karya (Persreo) Tbk sebesar 12,5 persen, PT PP (Persero) Tbk sebesar 12,5 persen serta PT Brantas Abipraya (Persero) sebesar 2,5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com