Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Belum Usai, Pasar Perumahan Global Masih Fluktuatif

Kompas.com - 28/09/2021, 14:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum usainya pandemi Covid-19 membuat pasar perumahan masih fluktuatif di berbagai wilayah.

Berdasarkan riset yang dilakukan Savills World pada beberapa kota besar di Asia, Amerika dan Eropa, ditemukan penjualan di sektor perumahan masih belum sepenuhnya stabil.

Namun pasar perumahan di China tetap stabil. Ini dipengaruhi oleh faktor lock down yang berlangsung yang tidak meluas sehingga penjualan rumah terus terjadi.

Bagi masyarakat di China, perumahan masih dipandang sebagai investasi paling aman sehingga mendorong terjadinya transaksi.

Baca juga: Inilah 5 Infrastruktur Terbesar di Asia-Pasifik, IKN Indonesia Salah Satunya

Sementara itu, di Singapura, sempat penurunan transaksi sektor perumahan selama berlangsungnya pandemi, dalam periode Maret hingga Mei 2020.

Namun saat ini, menurut Head of Research Savills World Kelcie Sellers transaksi telah meningkat kembali bahkan lebih tinggi dari masa sebelum pandemi.

Ini terlihat dari transaksi penjualan di paruh pertama tahun 2021 yang meningkat dua kali lipat dibandingkan penjualan pada paruh pertama tahun 2019.

"Sebaliknya, transaksi perumahan di Tokyo tetap kuat pada tahun 2020. Namun, adanya peningkatan kasus infeksi Covid-19 pada tahun 2021 membuat transaksi penjualan rumah turun," ujar Kelcie.

Bahkan selama enam bulan pertama tahun 2021, volume transaksi turun 24 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019.

Kota-kota di Amerika dan Eropa

Sementara di Amerika Serikat khususnya di kota New York City, Kelcie menemukan stok perumahan yang tersedia di pasaran sangat terbatas,mulai dari bulan Maret hingga Juni 2020.

Namun volume transaksi melampaui rata-rata volume sebelum pandemi pada September 2020 dan tetap tinggi hingga paruh pertama tahun 2021.

Sementara itu, di San Fransisco pasar perumahan mengalami penurunan paling parah dibandingkan kota-kota lainnya di Amerika Serikat di mana transaksi penjualan hingga 57,5 persen.

Penurunan transaksi pun mencapai puncaknya pada Mei 2020. Ini terjadi karena banyaknya pekerja di bidang teknologi meninggalkan kota. Namun kondisi transaksi penjualan kembali stabil pada Juli 2020.

Kondisi berbeda terjadi di Miami, di mana volume transaksi meningkat drastis pada paruh pertama tahun 2021 lantaran banyak yang memutuskan pindah ke kota ini.

Penjualan perumahan di Eropa mulai berangsur-angsur puluh meskipun masih lambat bila dibandingkan dengan kondisi sebelum terjadinya pandemi.

Di Paris misalnya, penjualan rumah masih jauh bila dibandingkan dengan angka transaksi sebelum pandemi.

Hal ini karena pemerintah setempat menerapkan pembatasan wilayah secara berulang membuat masyarakat memilih untuk tidak tinggal di pusat kota.

Sementara itu, di London volume transaksi untuk pembelian rumah kembali meningkan begitu pasar properti dibuka kembali pada Mei 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com