Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Karya Arsitektur Modern Berbahan Kayu, Rendah Emisi Gas Rumah Kaca

Kompas.com - 25/09/2021, 10:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengajar Arsitektur Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta James Erich Dominggus Rilatupa mengulas karakter kayu dalam memengaruhi suatu bangunan.

Hal tersebut tercantum dalam tulisannya yang berjudul ‘Ekspresi Bahan Bangunan Kayu Pada Karya Arsitektur’ pada September 2021.

James mengatakan, material kayu merupakan salah satu solusi untuk memenuhi struktur berkelanjutan pada arsitektur modern dan arsitektur digital.

Baca juga: Mengenal Plywood, Material Berbahan Kayu yang Ekstra Kuat

Karena kayu dapat menawarkan emisi gas rumah kaca (CO2) yang lebih rendah, polusi udara dan air juga lebih sedikit.

Kemudian volume limbah padat juga lebih rendah dan penggunaan sumber daya ekologis yang lebih sedikit daripada material bangunan lainnya.

Peningkatan proporsi kayu dalam konstruksi dapat memfasilitasi pengurangan dalam penggunaan material konstruksi lainnya, seperti beton, baja dan batu bata.

Material konstruksi ini tidak berasal dari bahan baku terbarukan, membutuhkan banyak energi
untuk produksinya dan memerlukan emisi CO2 yang lebih tinggi.

Sementara, material kayu yang telah direkayasa menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Berarti potensi untuk membangun gedung pencakar langit ramah lingkungan sekarang menjadi hal nyata yang dapat digunakan para arsitek.

Kayu yang dilapis silang (CLT), yang dibuat dengan merekatkan tiga, lima atau tujuh bagian kayu pada sudut yang tepat, kuat dan dapat digunakan untuk membuat struktur masif.

Baca juga: Jelajah Indahnya Arsitektur Kiev, Kota Sejuta Katedral

Saat ini sudah banyak arsitektur modern yang menggunakan material kayu sebagai bagian bahan bangunannya.

Umumnya bangunan-bangunan post-modern telah banyak menggunakan kayu rekayasa sebagai material bangunannya, meskipun demikian masih ada juga yang menggunakan kayu solid.

Penggunaan kayu rekayasa lebih menguntungkan, karena dapat dibentuk sesuai dengan keinginan arsitek atau pemilik bangunan.

Hal ini disebabkan kayu rekayasa memiliki desain, kekuatan struktural, sifat maupun bentuk sesuai dengan kebutuhan atau keinginan dari pengguna kayu olahan tersebut.

Berikut ini beberapa bangunan dengan gaya arsitektur post-modern yang menggunakan kayu sebagai material bangunannya.

Microlibrary Warak KayuDok. SHAU Microlibrary Warak Kayu
1. Microlibrary Warak Kayu di Semarang

Microlibrary Warak Kayu memiliki luas 90 meter persegi dengan tinggi 6,65 meter. Menggabungkan desain rumah panggung tradisional Indonesia yang terbuka dengan
sistem konstruksi fasad dari Jerman.

Yaitu Zollinger Bauweise yang dikembangkan pada tahun 1920 an. Teknik ini mengatur alur ventilasi udara, pencahayaan dan multifungsi suatu ruangan.

Sebuah perpustakaan kecil di Semarang mencuri perhatian dunia. Microlibrary Warak Kayu, yang terletak di samping Taman Kasmaran, tidak jauh dari Kampung Pelangi, menjadi salah satu finalis 'Architizer A+ Awards' untuk arsitektur perpustakaan terbaik di dunia.

SHAU (Suryawinata Haizelman Architecture Urbanism) Indonesia merancang arsitektur bangunan. Kemudian, PT Kayu Lapis Indonesia memasok kayu-kau prefabrikasi hasil olahan kayu limbah pabrik yang sudah tidak terpakai.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com