Kota-kota di Luar Jawa Perlu Punya Sumber Daya Ekonomi, Ini Alasannya

Informasi ini disampaikan Praktisi Perkotaan dan Properti Soelaeman Soemawinata dalam diskusi interaktif di Jakarta, Kamis (21/3/2024).

"(di) Indonesia itu harus digerakkan di awal, makanya kota-kota yang mengandalkan ini semua di Indonesia, terutama kota-kota di luar Jawa. Setelah itu, kalau prime mover (penggerak utama) ada, aktivitas ekonomi bergerak, itu baru terbentuknya kota-kota," terang Eman.

Menurut Eman, Balikpapan sebagai kota penghasil minyak bumi tidak akan terjadi apabila perekonomian berbasis sumber dayanya tak berbentuk.

Lalu, Lhokseumawe maupun Bontang pun tidak akan ada jika tidak ada industri di dalamnya.

Setelahnya, baru ada akselerator berupa properti, perumahan, infrastruktur, maupun fasilitas di dalamnya.

Jika akselerator dimiliki, maka akan memiliki new economic development (pengembangan ekonomi baru).

"Kalau sudah sampai sini, ini bergerak seperti (di) Jakarta). Itu sudah orang enggak bisa kontrol lagi, tapi bagaimana kota-kota di Indonesia ini bisa menciptakan lapangan kerja," tegas dia.

Terdapat tiga kategori mesin pertumbuhan ekonomi yakni, prime mover (penggerak utama), accelerator (akselerator), dan snowball economy (ekonomi kini).

"Jadi, bukan properti nih, yang disebut tuh downstreaming atau ada istilah hilirisasi. Downstreaming apa? Ya, ini manufacturer industry (industri manufaktur), kita punya sekian juta CPO ya jadi sagu, minyak," kata dia.

Sementara hilirisasi memiliki empat kriteria yakni berubah bentuk, ingredients (bahan), manfaat, dan value (nilai).

Kedua, mesin pertumbuhan ekonomi sebagai akselerator seperti industri property development (pengembangan properti) maupun infrastruktur yang bisa menggenjotnya.

Sedangkan snowball economy adalah ekonomi pada masa saat ini, termasuk trading (jual-beli), services (layanan), digital economy (ekonomi digital), dan lain-lain.