Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kuasai 5.000 Hektar Lahan, Paramount Siap Ekspansi 10 Proyek Per Tahun

Dalam usia ke-17, perusahaan yang dirintis oleh Handiman Tjokrosaputro, ini telah menguasai sekitar 5.000 hektar lahan yang tersebar di Jadebotabek, Semarang, Serang, Manado, Medan, dan Sulawesi.

Dari total ribuan hektar lahan tersebut, 2.000 hektar di antaranya berada di Cigudeg, Kabupaten Bogor, yang akan dikembangkan menjadi township baru.

Menyusul township lainnya yang sudah lebih dulu dikembangkan yakni Paramount Gading Serpong 1.000 hektar, Paramount Village Semarang (9 hektar), Paramount Hills Manado (20,8 hektar), dan Paramount Petals (400 hektar).

President Director PEI M Nawawi mengungkapkan, dikuasainya ribuan hektar lahan tersebut tak lepas dari core business awal yang dirintis perusahaan saat bernama PT Batik Keris pada tahun 1990-an.

"Bisnis inti kami sebelumnya adalah 'kolektor' tanah. Kami beli lahan banyak di sejumlah lokasi, terus mengajak pengembang lain untuk membangunnya. Tapi, setelah PEI lahir, kami fokus menjadi pengembang melalui PT Paramount Land Development, punya lahan sekaligus membangun," tutur Nawawi saat sua media, di Serpong, Kamis (26/10/2023).

Hingga Oktober 2023, Paramount Land Development memiliki stok produk senilai Rp 10 triliun dari berbagai proyek hunian, komersial ruko, dan properti mixed use.

Sementara posisi penjualan marketing atau marketing sales tahun buku berjalan sudah menembus angka Rp 4,4 triliun dari target 2023 senilai Rp 5,7 triliun. 

"Ini belum termasuk hitungan penjualan Sorento Grande yang sudah ter-book senilai Rp 750 miliar," imbuh Nawawi.

Pencapaian ini menjadikan Paramount Land Development sebagai kontributor terbesar pendapatan PEI dengan angka 80 persen.

Sebanyak 20 persen lainnya disumbang oleh tiga unit bisnis. Masing-masing hotel dan hospitalitas dengan bendera Parador Hotels & Resorts sekitar, bisnis kesehatan dan kecantikan melalui jenama Bethsaida dan Seraphim, dan bisnis energi.

Menurut Nawawi, strategi tersebut dikemas dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) yang telah disusun menjadi arah kebijakan Perusahaan.

Satu di antara strategi tersebut adalah membentuk organisasi-organisasi perusahaan di daerah-daerah pengembangan proyek eksisting maupun proyek yang akan berjalan.

"Organisasi ini berjalan secara otonom atau mandiri dan diisi oleh para profesional. Misalnya di Paramont Village Semarang, yang saat ini sudah habis lahannya. Nah, para profesional yang menjalankan bisnis di sini tidak mungkin selesai, tapi akan terus berproses, tumbuh memandirikan (menghidupi) perusahaan," jelas Nawawi.

Termasuk dalam tugas organisasi ini adalah mengakuisisi lahan baru, mengembangkannya, hingga mencari pendanaan.

Strategi berikutnya adalah menetapkan proyek-proyek baru sesuai dengan dinamika pasar. Saat ini Paramount Gading Serpong masih menjadi backbone dan profit center perusahaan.

Nantinya, di kawasan ini, Perusahaan akan melahirkan produk-produk baru dengan karakteristik berbeda, inovatif, dan lebih menekankan pada fungsi komersial.

"Karena lahan sudah langka. Jadi kami optimalisasi dengan membangun area-area komersial," cetus Nawawi.

Sementara di kawasan lain, Semarang misalnya, akan dibangun hunian. Di CBD Jakarta akan dibangun rumah sakit. 

Setidaknya, kata dia, Perusahaan akan membangun 10 proyek per tahun selama lima tahun ke depan.

Strategi selanjutnya adalah menata ulang kawasan Paramount Gading Serpong menjadi pemukiman yang lebih teratur, nyaman, aman, dan memiliki nilai jual lebih tinggi.

"Kami mengajak konsultan untuk menata ulang Paramount Gading Serpong menjadi integrated, sustainable, and smart city," kata Planning and Design Director PEI Henry Napitupulu.

Henry mengungkapkan, untuk merealisasikan kawasan Gading Serpong lebih tertata, pihaknya juga menggandeng PT Summarecon Agung Tbk, dan Sinarmas Land.

"Tripartit ini memiliki kesamaan visi menjadikan Gading Serpong sebagai kawasan yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Kerjasama pertama yang telah terealisasi adalah beroperasinya smart traffic light di sejumlah titik dengan nilai investasi Rp 1 miliar per titik," cetus Henry.

Dalam lima tahun ke depan juga PEI akan menggandakan pendapatan berkelanjutan atau recurring income menjadi sekitar 40 persen, dari sebelumnya di bawah 20 persen.

 

 

 

 

 

 

https://www.kompas.com/properti/read/2023/10/26/211751421/kuasai-5000-hektar-lahan-paramount-siap-ekspansi-10-proyek-per-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke