Inpres itu telah diusulkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas bersama Kementerian (PUPR) saat Rapat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pada Senin (23/10/2023).
"Disetujui oleh Bapak Presiden untuk dibentuk Inpres (Instruksi Presiden) air minum," ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa usai rapat dikutip dari laman Sekretariat Presiden.
Namun hingga tahun 2023, baru terealisasi sebanyak 3,8 juta sambung rumah. Sehingga penerbitan Inpres air minum dinilai bisa menggenjot kekurangan itu.
"Nah gap yang hampir 6,2 juta lah kita mau coba atasi pada tahun depan (2024) tanpa harus membangun air baku karena kebetulan sumber airnya kita sudah punya," bebernya.
Suharso menyebut bahwa saat ini Indonesia memiliki idle capacity sekitar 38.000 liter yang dapat disambungkan ke lebih dari 3 juta sambungan rumah di seluruh Indonesia.
Meski demikian, Presiden menginstruksikan agar rumah-rumah yang mendapatkan sambungan air minum diprioritaskan di daerah dengan tingkat stunting tinggi.
"Terutama yang membutuhkan intervensi pengadaan air bersih yang lebih baik," pungkas Menteri PPN/Bappenas itu.
https://www.kompas.com/properti/read/2023/10/24/133000121/jumlah-sambungan-air-minum-ke-rumah-jauh-dari-target-pemerintah-akan