Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menakar Efisiensi Desain Tembok Raksasa “The Line”, Proyek Ambisius Arab Saudi

Neom sendiri adalah sebuah rancangan kota yang akan memiliki tiga bagian utama, kota apung Oxagon, tempat rekreasi Trojena, dan kota The Line.

Di antara ketiganya, bintang utama dari proyek ini adalah Kota The Line, sebuah kota linear yang dibangun menyerupai satu bangunan sepanjang 170 km melintasi gurun dengan lebar 200 meter dan tinggi 500 meter.

The Line memang dirancang padat dan berdekatan agar penduduknya tidak memerlukan kendaraan untuk beraktivitas, dengan begitu kota ini akan menjadi sebuah kota bebas polusi dan karbon emisi.

Namun, apakah arsitektur kota linear ini dirancang dengan desain yang efisien?

Dalam kanal YouTube-nya, arsitek Dami Lee mengungkapkan pendapatnya mengenai desain dan arsitektur dari kota yang akan menampung sembilan juta penduduk ini.

Menurut Dami, rancangan kota ini tidak masuk akal dan menyepelekan banyak hal.

Hal pertama yang mengusiknya adalah desain kota yang membentang dari Laut Merah hingga pegunungan dan padang gurun, hampir membagi Neom menjadi dua bagian.

Dami menilai desain ini hanya akan mengganggu habitat dari makhluk hidup di sekitarnya, khususnya satwa.

Hadirnya tembok raksasa ini berpotensi mengganggu migrasi, membatasi keragaman genetik, membunuh spesies yang lebih lemah, bahkan menimbulkan kelainan genetik.

Dengan visi The Line yang ingin menciptakan sebuah hunian hijau dan ramah lingkungan, kemungkinan ini justru menimbulkan kontradiksi.

Muka bangunan yang rencananya akan menggunakan cermin juga akan menimbulkan kenaikan temperatur di sekitar bangunan karena adanya pantulan cahaya matahari yang ekstrim di gurun.

Ia juga mempertanyakan ventilasi udara dari kota linear ini. Dengan desain bagian atap yang terbuka dan keadaan gurun yang bisa mencapai 50 derajat Celcius, pengembang benar-benar memerlukan solusi atas masalah ini.

Tidak hanya itu, arsitektur The Line yang merupakan sebuah tembok raksasa sepanjang 170 kilometer juga dinilai kurang efektif karena lebih mudah goyah.

Jika proyek ini berhasil, The Line akan menelan banyak dana untuk mengembangkan teknologi yang belum ada saat ini.

Sebut saja transportasi yang akan mengantarkan penduduknya dari satu titik paling ujung ke ujung lainnya dalam waktu 20 menit, teknologi transportasi berbasis artificial intelligent (AI), pemeliharaan tumbuhan hijau di dalam The Line, dan lainnya.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/10/01/190000521/menakar-efisiensi-desain-tembok-raksasa-the-line-proyek-ambisius-arab

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke