Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peluang Pertumbuhan Data Center, Penyerap Potensial Lahan Industri

Pandemi, membuka pola kebiasaan baru di berbagai sektor kehidupan, seperti pola kerja hybrid antara kerja dari kantor atau work from office (WFO) dan kerja dari rumah atau work from home (WFH), pola belanja online, dan penggunaan internet untuk sosialisasi yang terus tumbuh subur, mampu menstimulasi maraknya sektor data center.

Berdasarkan rekam jejak data kawasan industri di greater Jakarta yang dimiliki oleh Knight Frank Indonesia terungkap bahwa pertumbuhan serapan lahan industri oleh data center cukup progresif atau meningkat empat kali lipat dibandingkan semester I-2022.

Bahkan, beberapa kawasan industri baru atau dalam proses pembangunan di koridor timur Jakarta dan di Bogor telah mendapatkan komitmen prospek penjualan lahan dengan sektor data center dalam beberapa tahun ke depan.

Kondisi di atas tidak terlepas dari komposisi 70 persen penduduk Indonesia sebagai pengguna internet. Tingginya angka ini didukung komposisi usia angkatan kerja yang berkisar 45 persen, atau keuntungan Indonesia yang saat ini berada pada masa bonus demografi.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Knight Frank Asia Pasifik baru-baru ini disebutkan, Jakarta berada di urutan pertama di antara beberapa kota di Asia Tenggara terkait kapasitas penggunaan data per kapita.

Namun, tidak dengan Indonesia yang masih berada di kisaran 1 watt per kapita, masih jauh dari Jepang yang berada pada angka penggunaan 10 watt per kapita. Ceruk ini membuka peluang pertumbuhan industri data center di Indonesia.

Layanan Data Center di Jakarta dan sekitarnya setidaknya telah mulai tumbuh pada periode tahun 2000-an di bilangan CBD jakarta, dan tersebar di beberapa gedung perkantoran, hingga kemudian terus berkembang ke wilayah pinggiran, khususnya ke wilayah industri.

Selain Jakarta, ada Surabaya, Bandung, Bali, dan Batam yang menjadi lokasi pertumbuhan data center di Indonesia.

Menurut Kemenkominfo, pada tahun 2018 terdapat 2.700 layanan data center di Indonesia dengan variasi layanan, mulai dari colocation, flexible space, layanan pengelolaan data, cross connect, cloud service, layanan penggantian internet, dan lain-lain.

Sementara di pinggiran Jakarta terdapat 48 unit layanan data center dengan status layanan mulai dari tier 1 sampai 4.

Potensi tumbuhnya data center juga merambah ke beberapa kawasan yang mengusung pengembangan smart city maupun smart industrial estate. Sebut saja Kawasan Industri Cikembar, Smart Industrial Estate di Batang, Subang Smartpolitan, dan sebagainya.

Kawasan-kawasan tersebut bermaksud menangkap peluang dari pertumbuhan layanan data center dengan asumsi digitalisasi terus tumbuh dan layanan penyimpanan dan pemrosesan data lebih dinamis dan positif.

Namun, potensi tersebut dihadapkan pada tantangan pertumbuhan data center yang memerlukan infrastruktur khusus, seperti jaringan serat optik dan pasokan listrik sebagai tulang punggung operasionalnya.

PLN tahun ini menyiapkan 300 mega volt amphere (MVA) untuk kebutuhan listrik data center di Jakarta. Sementara itu, berdasarkan ukuran Easy Getting Electricity, Indonesia saat ini berada di peringkat 33, dari peringkat 75 pada tahun 2015.

Pertumbuhan penduduk yang cepat, perlu diikuti dengan ritme pertumbuhan eksponensial dari layanan data center. Hal ini karena pasar pusat data sebenarnya tidak hanya dari domestik, tapi juga regional dan global jika kita mampu mengikuti ritme pertumbuhan dan dinamikanya.

Sebagai upaya mendukung pusat data yang ramah lingkungan, PLN menyediakan layanan listrik data center dengan beberapa opsi.

Di antaranya pemenuhan energi terbarukan, melalui program Renewable Energy Certificate, Premium Green, Carbon Credit, dan sebagainya.

Namun memang, dukungan trasnformasi digital berupa jaringan serat optik dan pasokan listrik saat ini masih terkonsentrasi di wilayah Greater Jakarta.

Singapura saat ini menjadi salah satu DC Hub di Asia. Mereka menguasai 60 persen total pasokan data di Asia Pasifik.

Selain itu, ada Tokyo, Seoul, Hongkong, dan Bangkok yang juga mengembangkan pertumbuhan layanan data center di wilayah di Asia.

Beberapa kota di dunia, seperti Singapore, Tokyo, dan Dublin telah menerapkan konsep green data center yaitu layanan pusat data berkelanjutan.

Konsep ini menerapkan layanan pusat data dengan sumber energi alternatif yang efisien, bahan material yang ramah lingkungan, efektifitas pemrosesan yang tinggi dan meminimalkan residu terhadap lingkungan hidup.

Green Data Center umumnya menggunakan solar panel dan pembangkit listrik berbahan gas untuk meminimalkan emisi karbon.

Sementara itu, terkait residu dari kegiatan data center, umumnya dihasilkan dari proses pendinginan yang menggunakan bahan kimia, selain itu penggunaan baterai cadangan juga menyisakan limbah baterai beracun.

Berdasarkan publikasi dari US Environmental Protection Agency mnyebutkan bahwa energi yang dibutuhkan untuk mengoperasional data center di seluruh dunia telah menyebabkan emisi karbon lebih dari 70 juta ton, dan kita membutuhkan 2 miliar pohon untuk membersihkan polusi tersebut.

Selain itu, pada tahun 2040, sektor data center diprediksi akan menghasilkan 14 persen emisi global. Untuk itu data center yang ramah lingkungan memang menjadi solusi atas tantangan pertumbuhannya saat ini.

Pada implementasi green data center, setidaknya ada beberapa hal yang menjadi acuan dalam operasional, yaitu efisiensi energi, pengelolaan sumberdaya, kontrol thermal, dan green metrics.

Misalnya saja pada salah satu tahap operasional pengelolaan sumberdaya, dengan virtual machine assignment dalam konsep green data center dapat mengurangi daya listrik pada kisaran 25 persen-64 persen.

Namun memang investasi green data center dalam penerapan high-tech bukan hal yang murah. Tetapi, keuntungan dalam bentuk efisiensi dapat terukur dengan pasti.

Salah satu contoh terbaik untuk green data center adalah di Irlandia, setidaknya Google telah beroperasi sejak tahun 2012 di sana.

Layanan pusat data yang dikembangkan di Irlandia berbasis carbon-neutral, dengan sistem paling canggih (efisien, cepat dan ramah lingkungan), ketersediaan peningkatan daya listrik, efektifitas proses pengolahan data stabil dan dapat diandalkan, aman dari bencana kebakaran, petir, dan banjir.

Keunggulan ini menjadikan layanan pusat data di Irlandia, menjadi salah satu yang diperhitungkan bertahun-tahun di Eropa, bahkan di dunia.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/09/05/070000921/peluang-pertumbuhan-data-center-penyerap-potensial-lahan-industri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke