Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Warga Indonesia Pembeli Properti Terbanyak Kedua di Australia Setelah China

“Masyarakat Indonesia adalah komunitas investor terbesar kedua bagi Crown Group yang telah merasakan betapa menguntungkannya berinvestasi properti Australia, terutama di Sydney,” ujar Komisaris dan CEO Crown Group Iwan Sunito, melansir siaran pers, Selasa (24/5/2022).

Menurutnya, investor dari luar negeri yang aktif di sektor properti Australia berasal dari China dan Indonesia.

Investor dari kedua negara tersebut ingin mendapatkan stok unit apartemen yang sudah selesai dibangun sebagai investasi melalui penawaran harga yang terjangkau.

Jelas Iwan, para investor yang sedang mempertimbangkan untuk mengakuisisi unit apartemen Australia harus bertindak sekarang dengan membeli dari pengembang tepercaya dengan rekam jejak yang jelas dan menghasilkan apartemen berkualitas sesuai anggaran.

Dengan bertindak sekarang, para investor bisa mengunci harga yang mungkin naik terus dan keuntungannya ditabung untuk pembelian berikutnya pada masa mendatang.

Hal ini menjadi penting mengingat Australia masih mengalami housing shortage, sementara pertumbuhan penduduk Australia semakin bertambah.

Saat ini jumlah penduduk Australia adalah 26.063.139 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1 persen setiap tahunnya.

Menurut data dari Treasury.gov.au dengan tren saat ini jumlah penduduk Australia diprediksi akan mencapai 35,9 juta jiwa pada tahun 2050.

Sedangkan berdasarkan Biro Statistik Australia, pada akhir Juni 2019 sebanyak 88.740 orang kelahiran Indonesia tinggal di Australia atau 29,4 persen lebih banyak dari 68.570 pada 30 Juni 2009.

Ini adalah salah satu komunitas migran terbesar di Australia, setara dengan 1,2 persen komunitas migran Australia dan 0,3 persen dari total populasi Australia.

Selain itu, pasar properti Sydney yang tidak pernah berhenti bergerak maju menjadi salah satu alasan hal ini terjadi.

Ditambah lagi dengan adanya kenaikan biaya konstruksi dan material, keterbatasan pasokan bahan baku serta kekurangan tenaga kerja di Australia selama beberapa tahun ke depan.

Selama dua tahun ke depan, Iwan meyakini akan lebih banyak unit apartemen yang akan terjual dibandingkan rumah tapak.

Kendati pembelian apartemen dianggap menjadi solusi, konsumen tetap harus bersiap menghadapi kenaikan harga.

“Kami melihat peningkatan persentase dua digit dalam biaya pembangunan apartemen baru setiap tahun di masa mendatang,” tambah Iwan.

Menurutnya, ketersediaan unit apartemen off the plan dan apartemen yang sudah selesai dibangun semakin berkurang dari hari ke hari.

Artinya, ada pergerakan dari owners-occupiers dan investor yang sangat aktif saat ini atau pada pasca-pandemi.

“Investor kembali ke pasar karena harga sewa meningkat yang memungkinkan mereka mengimbangi kenaikan suku bunga melalui kenaikan harga sewa,” Iwan kembali menjelaskan.

Menanggapi kondisi ini, Iwan berpendapat bahwa sangat masuk akal bagi konsumen apabila mereka terlihat bergegas membeli properti sekarang.

Tujuannya adalah untuk menghindari kenaikan harga dua digit yang disebabkan oleh meningkatkan biaya konstruksi dan material, ditambah dengan keterbatasan tenaga kerja.

“Itulah sebabnya saya percaya bahwa saat ini adalah waktu terbaik untuk melakukan pembelian properti pasca-pandemi,” pungkas Iwan.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/05/24/111604121/warga-indonesia-pembeli-properti-terbanyak-kedua-di-australia-setelah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke