Wanita Perancis Ini Sulap Limbah Pakaian Bekas Jadi Bata Dekoratif

Melihat hal tesebut, seorang wanita asal Perancis, Clarisse Merlet, berinisiatif untuk mengubah limbah tersebut menjadi produk lain yang bisa digunakan.

Saat masih menjadi mahasiswa arsitektur pada tahun 2017, Merlet khawatir tentang jumlah limbah tekstil yang dihasilkan setiap tahun.

Apalagi industri konstruksi yang kerap menghasilkan banyak limbah dan mengeruk banyak sumber daya alam setiap tahunnya.

Karena itulah ia mendirikan FabBRICK, perusahaan yang memproduksi batu bata dekoratif dan insulatif dari pakaian bekas.

Komponen dasar batu bata adalah pakaian bekas robek yang dibeli Merlet beli dari pemasok di Normandia. Setiap batu bata menggunakan bahan yang setara dengan dua hingga tiga pakaian.

Seperti dikutip dari Treehugger, setiap jenis kain dapat digunakan untuk membuat batu bata dekoratif. Mulai dari katun, poliester, elastane, hingga PVC.

Potongan-potongan baju tersebut kemudian dicampur dengan lem ramah lingkyngan yang dikembangkan sendiri oleh Merlet, lalu dicetak sesuai dengan cetakan bata.

Cetakan tersebut menggunakan kompresi mekanis untuk membentuk batu bata, sehingga tidak memerlukan energi melebihi apa yang dibutuhkan tenaga manusia untuk menekannya.

Batu bata basah kemudian dikeluarkan dari cetakan dan harus dikeringkan selama dua minggu sebelum akhirnya bisa digunakan.

Batu bata ramah lingkungan ini belum bisa digunakan dalam pekerjaan structural sebuah konstruksi namun dapat di gunaan pada beberapa bagian. Misalnya untuk partisi ruangan dan dinding dekoratif di toko ritel.

Keunggulan dari batu bata ini yaitu tahan api dan tak mudah lembap serta merupakan isolator termal dan akustik yang sangat baik.

Batu bata FabBRICK ini dapat dipesan dalam empat ukuran berbeda sehingga dapat digunakan untuk membuat furnitur seperti lampu, meja, bangku, dan furnitur lainnya.