Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Keberadaan Ruang Tamu Masih Relevan?

Punahnya ruang tamu adalah salah satu ancamannya.

Banyak yang bersikeras perlunya memiliki ruang yang didedikasikan untuk relaksasi dan rekreasi, sementara yang lain mengeklaim itu hanya membuang-buang ruang dan uang.

Jadi apakah kita masih membutuhkan ruang tamu?

Dalam fokus interior ini, kita akan melihat bagaimana ruang keluarga berkembang selama bertahun-tahun, dan bagaimana para arsitek menyesuaikan kembali dan mengintegrasikan konsep “ruang berkumpul” dalam arsitektur hunian kontemporer.

Meskipun ruang tamu dan keluarga berfungsi sebagai tempat berkumpul, banyak negara membedakan antara ruang tamu dan ruang keluarga.

Ruang tamu biasanya diperuntukkan bagi tamu, atau acara-acara khusus dengan pajangan barang-barang tertentu seperti barang antik atau karya seni sebagai dekorasinya.

Sedangkan ruang keluarga menjadi tempat yang lebih santai untuk bercengkerama, dan menghabiskan waktu bersama anggota keluarga.

Seringkali, ruang tamu ditempatkan di pintu masuk, atau di dekat pintu masuk, sementara ruang keluarga lebih dekat dengan kamar tidur dan ruang pribadi lainnya dengan desain dan dekorasi yang lebih kasual dan nyaman.

Mengutip Arch Daily, ruang tamu awalnya diperkenalkan pada akhir abad ke-17, ketika Louis XV dari Perancis mendapati gaya hidup pendahulunya di Versaies yang sangat tidak nyaman.

Hal ini, karena mereka hanya memiliki ruang tamu formal dan tidak ada satu ruangan pun yang didedikasikan untuk relaksasi.

Raja yang dikenal sangat tertarik pada furnitur dan dekorasi, itu mengubah beberapa kamar di istana menjadi ruang tamu pribadi, menggabungkan kehidupan formal dan informal.

Tak lama setelah revolusi industri, tepat setelah Perang Dunia Kedua, orang Amerika banyak berinvestasi di ruang keluarga, dengan mewujudkan citra kehidupan keluarga yang santai dengan televisi, sofa, dan hiburan.

Menjadi jelas bahwa ruang keluarga telah menjadi jantung dari sebuah rumah modern. Namun, saat ini, jantung rumah modern telah berubah bentuk menjadi ruang terbuka besar yang menggabungkan dapur dan ruang tamu.

Terlebih generasi milenial yang dianggap telah "membunuh" kebutuhan untuk memiliki ruang tamu karena mereka tidak membutuhkannya lagi.

Ini adalah hasil dari beberapa perubahan gaya hidup dan budaya yang diamati terhadap milenial. Sementara, yang lain tidak memiliki ruang tamu karena keterbatasan keuangan.

Pada catatan lain, salah satu dari banyak alasan mengapa ruang tamu tidak lagi diperlukan adalah kenyataan bahwa di beberapa hunian studio yang dibangun (sekitar 40 meter persegi) memiliki harga tinggi, yang memaksa arsitek interior untuk menghapus ruang tamu.

Konsep “ruang berkumpul” telah diadaptasi kembali dari satu generasi ke generasi lainnya, dan dari satu budaya ke budaya lainnya.

Ini merupakan respons terhadap perubahan konstan dalam gaya hidup, kebiasaan, norma budaya, dan stabilitas keuangan.

Kebanyakan orang sekarang fokus pada kenyamanan dan fungsionalitas daripada formalitas.

Selama beberapa dekade terakhir, sejumlah besar penghuni mulai memilih area ruang tamu/dapur terbuka di mana semuanya mengalir bersama.

Banyak desainer interior yang kemudian menggabungkan ruang tamu dan dapur dalam rancangannya.

Menurut mereka, memasak juga dikenal sebagai salah satu cara paling sukses untuk menyatukan orang-orang dan tentunya kemudahan dalam menjamu tamu.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/10/05/080000621/apakah-keberadaan-ruang-tamu-masih-relevan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke