Ambon pun bersanding dengan 65 kota lainnya yang ditunjuk UNESCO dan akan bergabung dalam Jaringan Organisasi Kota Kreatif yang kini berjumlah total 246 anggota.
Mengetahui hal tersebut, penabuh drum Slank Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim mengatakan bahwa Ambon memang pantas mendapatkannya.
Menurut Bimbim, kontribusi Ambon terhadap musik tak hanya dalam lingkup nasional, melainkan juga internasional.
"Di Ambon kan banyak musisi Indonesia, salah satunya Daniel Sahuleka, ya, pantas lah jadi kota musik karena banyak musisi Ambon yang menyemarakan dunia musik bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia," ucap Bimbim saat ditemui di Ms. Jackson, kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019).
Setelah penobatan Ambon tersebut, Bimbim mengimbau kepada seluruh pihak untuk terus menjaga geliat Kota Ambon, khususnya di bidang musik.
"Sekarang tugas kita musisi melengkapi Kota Ambon supaya layak dijuluki itu. Bisa dengan misalnya, ada Slank cafe di sana, ada concert hall yang memadai, atau ada tempat untuk konser di tepi pantai," ucap Bimbim.
"Jadi kalau mau ke Indonesia, mau ke tempat musik itu bisa ke Ambon, Gue sih pengin ada satu jalan kanan kiri klub kayak di Kuta, Bali. (Misal) ada klubnya Slank, klubnya Iwan Fals sampai diujung ada klubnya Rhoma Irama," sambungnya.
Vokalis Slank Akhadi Wira Satriaji alias Kaka sependapat dengan Bimbim.
Kaka juga berharap kota-kota lain di Indonesia bisa seperti Ambon, namun, dengan ciri khas masing-masing.
"Semoga (kota-kota lain) menyusul dengan kreativitas yang berbeda, jangan sama. Gue selalu bilang Indonesia asal aman, tersenyum, bersih, enggak usah sekolah tinggi-tinggi deh, belajar main musik saja, belajar nari, nanti juga bakal datang orang bawa dollar buat menikmati kita, menikmati alam kita, menikmati budaya kita," timpal Kaka di lokasi yang sama.
Sebagai informasi, penobatan Ambon oleh UNESCO sendiri dilakukan pada 31 Oktober 2019 lalu. Penobatan dilakukan bersamaan dengan peringatan Hari Kota Sedunia.
Nantinya, Ambon akan masuk dalam Jaringan Organisasi Kota Kreatif sedunia yang tidak hanya berfokus pada budaya melainkan juga akses, inklusi, pendidikan kewarganegaraan global, pertahanan hak, ekonomi, dan pekerjaan.
Dalam situs Unesco.org disebutkan bahwa jaringan ini menyatukan kota-kota yang mendasarkan pengembangan mereka pada kreativitas, baik dalam musik, seni dan kerajinan rakyat, desain, bioskop, sastra, seni digital dan gastronomi.
https://www.kompas.com/hype/read/2019/11/14/201524566/slank-ambon-pantas-jadi-kota-musik-dunia