JAKARTA, KOMPAS.com - Mulsa berfungsi melindungi tanaman dari hama serta dan memperbaiki pertumbuhan tanaman.
Menurut Aaron Steil, ahli hortikultura dari Iowa State University Extension and Outreach, Amerika Serikat, menggunakan mulsa di sekitar tanaman dapat menghambat pertumbuhan gulma yang bersaing dengan tanaman utama untuk mendapatkan air, nutrisi, dan cahaya matahari.
Baca juga: Tips Menggunakan Mulsa Jerami di Kebun Sayur
Selain itu, lapisan mulsa yang baik dapat mempertahankan kelembapan tanah dan mengurangi efek tetesan air hujan pada tanah di kebun yang dapat mencegah tanaman dari penyakit, seperti pembusukan akar dan pertumbuhan jamur, karena penimbunan air yang berlebihan.
Ada dua jenis mulsa yang tersedia di pasaran, yakni organik dan anorganik. Namun, sebaiknya, menggunakan jenis mulsa organik untuk mencegah tanaman dan kebun dari zat-zat berbahaya, terlebih pada tanaman yang dikonsumsi, seperti tanaman sayur, buah, cabai, bawang, dan tanaman herbal.
Dilansir dari Martha Stewart, Senin, (1/4/2024), berikut jenis mulsa organik untuk melindungi tanaman dan kebun dari penyakit.
Baca juga: Manfaat dan Cara Pakai Daun Pepaya Kering sebagai Mulsa Tanaman Tomat
Mulsa kayu yang diserut cenderung saling bertautan sehingga kecil kemungkinannya tersapu atau tertiup angin dibanding kulit kayu dan kayu yang terkelupas.
Menurut Steil, sebelum membeli mulsa kayu yang relatif lebih murah, perlu diketahui bahwa mulsa tersebut sering kali terbuat dari kayu atau palet berkualitas rendah dan lebih cepat rusak.
Selain itu, mengandung bahan kimia dan pewarna yang dapat meresap ke dalam tanah, yang sebaiknya Anda hindari di kebun sayur.
Sebagai solusi, pilih mulsa serutan kayu dari kayu cemara atau cedar alami yang dapat secara alami tahan busuk karena bebas kimia dan pewarna.
Steil menyarankan membeli mulsa kayu dari ahli arbor atau penata taman setempat. Hal ini dapat membantu mengurangi penggunaan sampah kantong plastik.
Baca juga: Cara Membasmi Jamur yang Tumbuh di Mulsa
Selanjutnya, jenis mulsa organik untuk melindungi tanaman dan kebun dari penyakit adalah berasal dari kulit kayu. Jenis mulsa ini lebih tahan lama daripada mulsa lainnya.
Namun, mulsa kulit kayu lebih mudah hanyut saat terjadi hujan lebat daripada mulsa yang diserut.
Anda perlu mempertimbangkan mulsa kulit kayu, terutama jika rumah sering mengalami curah hujan tinggi atau terkena dampak langsung dari air hujan yang deras.
Mulsa dari daun yang disuwir memberikan manfaat besar karena memungkinkan pertukaran udara dan air yang lebih baik serta terurai lebih cepat sehingga memberikan nutrisi tambahan pada tanah dan tanaman.
Mulsa ini sangat cocok untuk kebun sayur, pepohonan, dan semak belukar karena memberikan semua keuntungan.
Anda bisa mendapatkan mulsa ini dengan membelinya atau membuat sendiri. Berbagai jenis daun, seperti daun pohon gugur (maple, oak, birch), daun semak belukar (holly, rhododendron, azalea), dan daun tanaman perdu (lavender, rosemary, sage) sangat cocok digunakan sebagai mulsa organik untuk menyuburkan tanah dan tanaman.
Namun, pastikan daun yang digunakan bebas zat berbahaya atau pestisida.
Baca juga: Cara Memilih dan Menyebarkan Mulsa yang Tepat untuk Tanaman
Kompos daun juga menjadi jenis mulsa organik untuk melindungi tanaman dan kebun dari penyakit.
Jenis mulsa organik ini umumnya digunakan para tukang kebun karena bisa membantu memperbaiki kesehatan mikrobioma tanah dan meningkatkan nutrisi serta struktur tanah kebun.
Untuk membuat kompos daun sebagai mulsa tanaman, Anda dapat mengumpulkan daun-daun yang gugur dan membiarkannya membusuk secara alami atau mempercepat prosesnya dengan memotong dan mencampurkannya.
Setelah daun terurai menjadi kompos, Anda bisa menyebarkannya di sekitar tanaman sebagai mulsa.
Baca juga: Bikin Mati, Ini 5 Kesalahan Menyiram Tanaman yang Harus Dihindari
Caranya, aplikasikan potongan rumput setebal dua hingga lima sentimeter untuk mencegah tanaman terkena panas berlebihan selama proses penguraian.
Selain itu, Anda dapat membuat kompos dari potongan rumput tersebut sebelum digunakan sebagai mulsa dengan menumpuknya selama satu hingga dua minggu.
Sebaiknya, tumpukan kompos ditempatkan di bagian belakang halaman agar aroma yang dihasilkan tidak mengganggu.
Namun, disarankan tidak menggunakan potongan rumput yang baru diproses sebagai mulsa di kebun sayur.
Steil menyarankan menunggu minimal tiga pemotongan setelah penggunaan herbisida atau pupuk sebelum menggunakan potongan rumput sebagai mulsa.
Baca juga: 5 Tanaman Pengusir Cicak yang Dapat Ditanam di Rumah
Jerami dapat melindungi kuncup bunga yang tidak aktif tanpa menghambat pertumbuhan tanaman.
Selain itu, jerami dapat melindungi tanaman keras, seperti mawar dan tanaman lainnya selama musim dingin.
Jerami dapat ditemukan di banyak pusat taman dan toko perlengkapan pertanian. Pastikan memilih jerami kering untuk menghindari masalah jamur.
Jika Anda menggunakan jerami di kebun sayur, disarankan memilih jerami organik untuk menjaga kesehatan tanaman.
Baca juga: 6 Cara Merawat Tanaman Cabai di Dalam Pot agar Tumbuh Subur
Terakhir, jenis mulsa organik untuk melindungi tanaman dan kebun dari penyakit adalah biji biji kakao.
Selain bijnya yang dapat bermanfaat untuk produksi coklat, kulit kakao dapat digunakan sebagai mulsa.
Aroma kulit biji kakao juga sangat menyenangkan selama beberapa minggu awal setelah diterapkan.
Namun, cangkang biji kakao memiliki harga sedikit lebih tinggi dibanding jenis mulsa organik lainnya.
Karena itu, Steil menyarankan menggunakan kulit biji kakao di area yang terlihat atau dalam wadah seperti pot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.