Kesalahpahaman umum, menurut EPA, adalah bahwa filter perlu menghilangkan partikel sekecil virus agar efektif. Kontaminan mikrobiologis seperti virus dan bakteri tidak tersuspensi di udara dengan sendirinya, tetapi pada partikel yang lebih besar darinya dan terkadang masing-masing membawa banyak organisme.
Menghapus partikel karena itu menghilangkan kontaminan mikrobiologis.
Selain itu, jika menyangkut partikel ultrahalus kasar yang mungkin mengambang dengan sendirinya, filter HEPA mungkin tidak dirancang secara tepat untuk menangkap partikel berdiameter lebih kecil dari 0,3 mikron, tetapi ternyata cukup mampu melakukannya dalam praktik.
Baca juga: 5 Manfaat Air Purifier yang Jarang Diketahui Orang
Penelitian NASA baru-baru ini menyarankan bahwa filter HEPA sangat baik atau lebih baik dalam menangkap partikel ultrahalus seperti halnya dalam menangani target yang dituju.
Pengujian yang dilakukan oleh Korea Conformity Laboratories (KCL) dan FITI membuktikan hal ini.
Pada akhirnya, filter HEPA bisa efektif dalam menangkap virus, itulah sebabnya CDC dan EPA merekomendasikan penggunaannya untuk melawan virus di rumah dan ruang terbatas lainnya, meskipun itu bukan solusi yang dijamin atau lengkap untuk penularan penyakit seperti Covid-19.
Meskipun filter HEPA sebenarnya lebih efektif daripada yang diiklankan terhadap ancaman partikulat yang sangat kecil terhadap kesehatan, penting untuk diingat bahwa filter HEPA dan gaya HEPA tidak menghilangkan gas.
Baca juga: 5 Manfaat Kesehatan yang Didapat dari Menggunakan Air Purifier
Banyak, tetapi tidak semua, air purifier juga memiliki filter karbon aktif untuk menghilangkan bau dan gas beracun seperti VOC.
Anda mungkin melihat air purifier yang menggabungkan filter udara dengan teknologi lain seperti sinar ultraviolet dan generator ion negatif (ionizer). Produk ini cenderung lebih mahal, dan teknologinya tidak memiliki standar pengujian universal, sehingga sulit untuk membandingkannya.