Penyebabnya adalah bakteri Haemophlus gallinarum. Gejala burung merpati pilek adalah keluar lendir dari lubang hidung.
Pada kondisi yang parah, hidung burung merpati akan tersumbat dan menyebabkan pembengkakan pada muka. Selain itu, produksi telur menurun pada burung merpati dewasa.
Baca juga: 5 Burung yang Tidak Cocok Dipelihara jika Ada Anak-anak di Rumah
Langkah pencegahan dapat dilakukan dengan memastikan ventilasi udara dalam kondisi baik. Selain itu, pindahkan burung merpati yang sehat, sehingga terpisah dari yang sakit.
Ini merupakan penyakit yang cukup serius pada ternak burung merpati. Penyebabnya adalah protozoa bersel tunggal yang bernama Trichomones gallinea.
Protozoa tersebut bersarang pada tembolok, kerongkongan dan rongga mulut
Cara penularannya melalui air liur yang mengandung protozoa tersebut, yang ditularkan pada saat sepasang burung merpati sedang memadu kasih dengan menghirup liurnya. Induk yang memiliki anak juga berpotensi menularkannya.
Penularan dapat juga melalui air minum yang sudah tercemar Trichomonas gallinea.
Baca juga: 7 Hal tentang Bayi Burung yang Perlu Diketahui Sebelum Memeliharanya
Beberapa gejala penyakit Trichomoniasis antara lain tubuh burung merpati kurus pucat, nafsu makan berkurang, bulu tidak mengkilat, dan burung merpati kelihatan sangat menderita.
Selain itu, dapat terlihat adanya luka-luka di sekitar mulut, paruh dan hidung. Penampilan burung merpati pun tampak menyedihkan atau dekil, karena keluar cairan dari mulut dan hidung berwarna kekuning-kuningan dan mengotori badan atau bulunya.
Liang hidung pun basah dan dengan jari kaki sering menggaruk-garuk kuping hidungnya. Selain itu, kemampuan terbang burung merpati menjadi berkurang.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menggunakan plagy (0,1 persen) yang dilarutkan dalam air minumnya dan diberikan selama tujuh hari berturut-turut pada pasangan burung merpati yang menjelang masa kawin.