Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mimpi Pekerja Informal Punya Rumah itu Kini Terbeli...

Kompas.com - 07/02/2023, 18:56 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "Sampai kapan mimpi-mimpi itu kita beli. Sampai nanti sampai habis terjual harga diri. Sampai kapan harga-harga itu melambung tinggi. Sampai nanti sampai kita tak bisa bermimpi?," - Mimpi yang Terbeli, Iwan Fals.

Penggalan lirik lagu dari album 1910 milik penyanyi yang kerap menyuarakan suara-suara kaum "akar rumput" terus terngiang.

Apalagi jika bicara soal rumah di era yang serba tak pasti. Apakah mimpi untuk punya rumah bisa terbeli?

Baca juga: Nasabah BTN Prioritas Bantu Wujudkan Masyarakat Miliki Rumah

 

Ilustrasi membeli rumah. FREEPIK/JCOMP Ilustrasi membeli rumah.

Di pertengahan bulan September tahun lalu, Alexander Hogiono Yogo Kusuma (41) saat itu ditanya istrinya, Lucia Redesi Setyoningrum (42). Mereka saat itu berada di rumah mertua di bilangan Perumahan Nasional Mojosongo, Solo, Jawa Tengah. Harapan menyelimuti Alex dan sang istri.

"Bisa enggak sih punya KPR? karena kan kita sudah punya anak. Nanti biar tumbuhnya di rumah sendiri," ujar Alex menirukan pertanyaan istrinya.

"Ya enggak bisa. Wong kita enggak punya gaji tetap. Kita bukan karyawan tetap. Kalau pun mau punya rumah sendiri, harus bayar cash," balas Alex dengan nada pesimis.

Sikap pesimistis Alex bukan tanpa alasan. Alex merupakan seorang mitra ojek online dari Gojek. Ia sudah menyusuri aspal di bawah terik matahari dan derasnya hujan.

Baca juga: BTN Bidik Potensi KPR Subsidi untuk 200.000 Mitra Gojek

Alex sendiri sudah 10 tahun tinggal di rumah mertua. Sejak menikah, sebenarnya tak ada masalah untuk tinggal di rumah mertua. Namun, siapa yang tak ingin punya rumah sendiri? Alex pun mau.

"Saya itu sejak menikah itu, keinginannya cuma tiga. Satu, punya anak. Kedua punya rumah sendiri. Ketiga kalau ini direstui yang kuasa itu, bisa punya mobil juga," kata Alex.

Sekitar empat kilometer dari rumah mertua Alex, ada Donny Eko Prasetyo (34). Donny pun bermimpi punya rumah sendiri. Ia tak sekedar bermimpi. Donny sudah mencari kesempatan untuk kredit rumah subsidi ke sana ke mari.

Donny yang masih berstatus lajang bersemangat untuk punya rumah. Apapun ia lakoni untuk bisa punya rumah asal tetap halal. Pundi-pundi uang ia dapatkan mulai dari pernah membuka angkringan di Jakarta, kerja sampingan di bengkel cat, dan juga ojek online.

Baca juga: Mudah, 6 Cara Membuat Rumah Tampak Mewah

“Dulu sempet cari-cari rumah subsidi buat driver Gojek itu susah enggak tau kenapa. Katanya sih enggak pegawai tetap, enggak punya slip gaji,” ujar Donny yang juga mengaspal bersama Gojek.

“Mumpung masih muda dan kita berusaha mempersiapkan kalau punya keluarga, sudah enak enggak mikir tempat tinggal,” tutur Donny, yang juga menjadi bapak asuh bagi keponakannya.

Alex yang mantan karyawan bank pun sadar betapa sulitnya untuk mengurus Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Apalagi, dengan statusnya sebagai pekerja informal. 

Belum lagi rumah tangganya yang dihantam badai Covid-19. Tabungan Alex untuk membeli rumah tergerus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilannya turun drastis.

"Rencana awal tetap harus menabung untuk punya rumah tapi enggak tahu juga kapan bisa terkumpulnya sementara harga rumah tiap tahun selalu naik," jelas dia.

Baca juga: 6 Tips Feng Shui untuk Menarik Kekayaan Masuk ke Rumah

Rumah adalah cita-cita luhur milik Donny. Bagi Donny, kehidupan dan masa depan yang lebih baik tercermin dari kepemilikan rumah. Namun, lagi-lagi mimpi Donny tak bisa terbeli lantaran berstatus pekerja informal.

“Semua terkendala soal slip gaji, dan pekerja informal. Driver Gojek itu tak bisa ambil karena kerjaan informal, kerja fleksibel, hasilnya dianggap ada atau enggak. Kalau di Gojek, sebenarnya ada slip gaji dan bulanannya allhamdulillah di atas UMR," kata Donny.

Mimpi itu Akhirnya Terbeli

Mitra driver Gojek di Solo, Alexander Hogiono Yogo Kusuma siap menempati rumah barunya yang didapatkan melalui program KPR Subsidi. Gojek Mitra driver Gojek di Solo, Alexander Hogiono Yogo Kusuma siap menempati rumah barunya yang didapatkan melalui program KPR Subsidi.

 

Ponsel Alex berdering. Notifikasi dari aplikasi Go Partner masuk ke ponselnya. Ia pun mengeceknya.

"Saya dapat notif melalui app Go Partner bahwa ada program KPR untuk Mitra Gojek," ujar Alex senang.

Alex saat itu masih bekerja mencari penumpang. Sesaat, Alex berhenti dan mengirimkan tangkapan layar ke istrinya lewat Whatsapp.

"Istri saya jawab, coba isi. siapa tau rejeki," kata Alex.

"Yaudah besok pagi kita isi bareng-bareng," balas Alex.

Baca juga: Mitra Gojek Beli Rumah Lewat KPR Subsidi Khusus

Alex mendapatkan tawaran mengikuti program Swadaya yang bekerjasama dengan Bank Tabungan Negara (BTN). Alex berkesempatan mendapatkan KPR Subsidi

Semua Mitra Gojek Solo Raya yang masuk ke dalam syarat dan kriteria yang ditentukan oleh Bank BTN, Perumnas, dan Kementerian PUPR sebagai penyedia program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) bisa ikut serta.

Syaratnya pun tergolong mudah. Mitra Gojek harus berusia 21-45 tahun, memiliki pendapatan maksimal Rp 6 juta untuk lajang dan Rp 8 juta untuk yang sudah menikah, dan belum memiliki rumah atas nama sendiri dan tidak menerima bantuan dari pemerintah untuk kepemilikan rumah.

BP2BT adalah program bantuan pemerintah yang diberikan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang telah mempunyai tabungan. Dalam rangka pemenuhan sebagian uang muka perolehan rumah atau sebagian dana untuk pembangunan rumah swadaya melalui kredit atau pembiayaan bank pelaksana.

Baca juga: 10 Solusi Feng Shui untuk Mengusir Energi Negatif di Rumah

"Tanggal 23 September ini kami isi ulang formnya. Kami upload beres tanggal 23. Kemudian, di tanggal sekitar 4 oktober, saya dapat pemberitahuan lewat pesan Whatsapp kalau proses awal saya lolos. kemudian tanggal 5 Oktober saya diundang ke Perumahan Jeruk Sawit untuk ikut sosialisasi program KPR untuk mitra Gojek," kata Alex.

Donny Eko Prasetyo, mitra driver Gojek, beserta keluarganya saat menerima secara simbolis kunci rumah Program KPR Subsidi. 
Gojek Donny Eko Prasetyo, mitra driver Gojek, beserta keluarganya saat menerima secara simbolis kunci rumah Program KPR Subsidi.

Sepulangnya, Alex diminta untuk melengkapi dokumen SPT Tahunan, surat keterangan istri tak bekerja, dan form BP2BT. Begitu lengkap dan dikirimkan, Alex mendapatkan kabar baik. Tanggal 4 November adalah hari yang paling ia ingat.

"Tanggal 4 November, saya dapat Whatsapp bahwa kredit KPR saya disetujui. Wah seneng banget mas waktu itu. Seneng banget. Akhirnya impian kami untuk bisa punya rumah terwujud. Kami pekerja informal sulit bisa dapat KPR, tapi ternyata bisa," ujar Alex.

Alex cukup membayarkan uang muka Rp 2 juta dan cicilan rumahnya itu Rp915.000 per bulan flat selama 10 tahun dengan jangka KPR selama 10 tahun. Setelah 10 tahun akan mengikuti suku bunga. Walaupun berstatus pekerja informal, Alex mampu membawa pulang Rp150.000-Rp250.000 atau rata-rata Rp 3,5 juta sampai Rp6 juta per bulan.

Alex mendapatkan rumah dengan luas 27 meter persegi dan tanah 60 meter persegi. Mimpi Alex selama 11 tahun untuk mendapatkan rumah kini terbeli. 

"Jadi rumah ini adalah hadiah pernikahan dan ulang tahun pertama buat anak saya, Michael Arron Natanael Yoga Kusuma," kata Alex.

Baca juga: Buruh, Petani, dan Pekerja Informal Lainnya Dapat Bantuan Pembiayaan Rumah

Begitu juga dengan Donny. Ia pun juga mendapatkan notifikasi dari aikasi GoPartner. Donny pun mengurus segala persyaratan yang dibutuhkan. Sebagai anak tertua dari lima bersaudara, Donny dengan gigih membeli impiannya.

"Alhamdulillah dapat rejeki Gojek keerjasama dengan BTN. Alhamdulillah saya sudah ditolong bisa punya tempat tinggal yang layak. Terima kasih banget. Sampai saat ini saya berhasil dapat rumah yang benar-benar saya pengenkan setelah sekian lama pingin rumah sendiri. Akhir kata driver ojek online pun bisa ikut KPR subsidi," ujar Donny.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN.KOMPAS.com/Nur Jamal Sha'id PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN.

BTN Wujudkan Mimpi-Mimpi Punya Rumah Idaman

Hingga bulan Agustus 2022, pekerja di sektor informal masih mendominasi di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 80,24 juta orang yang bekerja di sektor informal.

Jumlah tersebut setara dengan 59,31 persen dari total penduduk bekerja di dalam negeri yang sebanyak 135,3 juta orang. Pekerjaan di sektor informal seperti pedagang di pasar, ojek online, pekerja kreatif, dan sektor usaha mikro.

Para pekerja di sektor informal punya tingkat risiko kerja yang cukup tinggi. Risiko seperti ketidakpastian pendapatan, upah minim, hingga tak memiliki perlindungan sosial harus dialami pekerja informal seperti Donny dan Alex. Mereka pun terancam tak punya rumah karena tidak dianggap bankable alias tak layak mengakses kredit.

Baca juga: Jangan Bingung Bedakan KPR Subsidi FLPP dan BP2BT, Ini Penjelasannya

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan, mengurangi kebutuhan (backlog) perumahan saat ini bukan merupakan tugas yang mudah. Pasalnya, terdapat kebutuhan rumah yang tinggi saat ini.

Piter menyebutkan, saat ini sebanyak 80 persen dari rumah tangga tidak memiliki rumah dengan angka backlog di atas 12 juta.

Ilustrasi rumah.UNSPLASH/DHRUV MEHRA Ilustrasi rumah.

"Angkatan kerja kita tumbuh sekitar tiga juta per tahun. Sementara daya serap pemberi lapangan kerja hanya sekitar 120.000 dengan asumsi pertumbuhan di kisaran 5 persen per tahun. Artinya, penyediaan lapangan kerja kita kita tidak bisa sepenuhnya, demikian juga dengan penyediaan perumahan. Ini memberikan gambaran, menurunkan backlog akan sangat sulit tanpa ada program dari pemerintah," kata Piter dalam webinar Rumah untuk Semua: Mencari Solusi Masyarakat Merdeka Punya Rumah, Senin (15/8/2022).

Para pekerja informal seperti dapat mimpi buruk jika memikirkan soal KPR rumah. Ini yang perlu diatasi. Padahal, sektor pekerja informal adalah masa depan.

Baca juga: BTN Sediakan KPR untuk Pedagang Pasar Tradisional

Menurut Alex, program KPR Subsidi berskema BP2BT kerjasama antara Gojek, BTN, Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia sangat membantu diri sebagai pekerja informal yang kesulitan meraih KPR. Ia berharap program Gojek dan BTN bisa terus berjalan dan ada di kota lain.

"Terus terang saja teman-teman di Solo itu masih berminat untuk punya rumah. Karena kan masih banyak yang tinggal sama mertua dan ngontrak," ujar Alex.

BTN pun mewujudkan mimpi para mitra driver Gojek untuk punya rumah. BTN menilai mitra pengemudi Gojek yang berpotensi untuk diberikan Kredit Pemilikan Rumah atau KPR Subsidi mencapai 200.000 orang.

Dari jumlah tersebut, BTN menargetkan bisa membidik sekitar 30 persen untuk disalurkan pembiayaan rumah subsidi salah satunya KPR BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan).

Baca juga: Bakal Terbitkan Saham Baru, BTN Yakin Penyaluran KPR Lebih Kuat

Ilustrasi membeli rumah. FREEPIK/PRESSFOTO Ilustrasi membeli rumah.

Direktur Distribution and Funding BTN Jasmin mengatakan, jutaan pekerja sektor informal memiliki peluang untuk membeli rumah dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) termasuk mitra pengemudi Gojek.

“Ini sejalan dengan program pemerintah untuk membantu masyarakat dari berbagai sektor memiliki rumah melalui berbagai program yang telah dijalankan salah satunya BP2BT,” kata Jasmin dalam keterangannya.

Menurut Jasmin, untuk kegiatan di Jeruksawit ini, BTN melakukan akad kredit dengan belasan mitra pengemudi Gojek. Mereka telah melalui proses seleksi menjadi nasabah yang layak mendapatkan pembiayaan perumahan.

“Kami menargetkan kerja sama ini berjalan di seluruh wilayah potensial di mana Gojek beroperasi," tutur Jasmin.

Baca juga: Gandeng TapHomes dan CicilSewa, BTN Hadirkan KPR Rent to Own

Secara angka, imbuh dia, perseroan mengestimasi sebanyak 200.000 mitra driver yang memenuhi syarat dan layak mendapatkan pembiayaan. Dari jumlah tersebut perseroan membidik 30 persennya.

BTN Tingkatkan Penyaluran KPR BP2BT

 Untuk meningkatkan penyaluran KPR BP2BT, BTN menggandeng Gojek dan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI). Dua entitas ini memiliki komunitas pekerja informal yang luar biasa banyak jumlahnya mencapai jutaan anggota.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk Haru KoesmahargyoBTN Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk Haru Koesmahargyo

Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo mengatakan, pihaknya terus mendorong kesejahteraan pedagang pasar tradisional melalui hunian yang sehat, layak dan terjangkau.

"Sebagai Bank BUMN yang fokus pada perumahan, BTN mengajak IKAPPI untuk dapat berkolaborasi menyelesaikan permasalahan perumahan di Indonesia sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat memiliki hunian yang sehat, layak dan terjangkau untuk menjadi tempat membangun kehidupan yang lebih sejahtera," kata Haru dalam keterangannya.

Baca juga: Genjot Penyaluran KPR dan KPA, BTN Gandeng Agen Properti

Haru menjelaskan, BTN dengan IKAPPI sebelumnya telah berkolaborasi dalam penyelenggaraan program Grebek Pasar. Melalui program ini, BTN ingin membuka kesempatan bagi para pedagang pasar (pekerja informal) untuk dapat memiliki hunian yang layak, sehat dan terjangkau dengan skema fasilitas KPR BP2BT.

Fasilitas tersebut merupakan program KPR bersubsidi uang muka dari pemerintah berbasis tabungan.

"Sosialisasi program-program perumahan bersama IKAPPI sudah kita lakukan di beberapa tempat diantaranya Sumatera Selatan dan Jawa Barat dan akan terus bergulir ke wilayah lainnya," tutur Haru.

Ia mengatakan, pihaknya berharap dengan sosialisasi ini seluruh pedagang pasar di seluruh Indonesia bisa mendapatkan kesempatan memiliki rumah dengan beberapa program-program stimulus yang diberikan oleh pemerintah.

Baca juga: BTN Sediakan KPR dengan Bunga Menarik untuk Pegawai BNN

Sementara, lanjut Jasmin, jumlah pedagang tradisional yang mencapai lebih dari 12 juta juga merupakan pasar potensial bagi perseroan tidak hanya dalam menyalurkan kredit perumahan subsidi tetapi juga kredit UMKM dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Para pedagang pasar juga bisa menikmati produk Tabungan Bisnis BTN untuk memudahkan transaksi mereka,” papar Jasmin.

Senior Vice President Corporate Affairs Gojek, Rubi W Purnomo mengatakan, program KPR bagi mitra driver Gojek memiliki tujuan jangka panjang untuk mengurangi hambatan yang dihadapi para mitra dalam memenuhi kebutuhan primer berupa rumah agar memiliki penghidupan yang lebih baik.

"Kami mengapresiasi kolaborasi erat bersama dengan Bank BTN, Perumnas, dan KemenPUPR, yang telah menjadi mitra kami dalam mendukung peningkatan taraf hidup para mitra driver Gojek," kata Rubi dalam keterangannya kepada Kompas.com.

Diluncurkan pada September 2022, Program KPR ini didukung Bank BTN yang bertindak sebagai institusi penyedia KPR dan Perumnas sebagai pengembang rumah dalam memberikan kemudahan akses pemilikan rumah bagi para mitra driver.

Fasilitas kemudahan yang dihadirkan di antaranya nilai uang muka khusus Rp 2 juta dan cicilan pembelian rumah mulai dari Rp 885.000 - Rp 1,3 juta per bulan. Rumah yang tersedia bagi para mitra adalah hunian tipe 27/60 seharga Rp 140 Juta dengan bantuan subsidi uang muka Rp40 juta dari program BP2BT oleh pemerintah.

Baca juga: Usulan BTN untuk Memenuhi Kebutuhan Pembiayaan Rumah pada 2023

Rubi menyebutkan, Gojek akan mengembangkan program KPR BTN secara bertahap di beberapa wilayah lainnya di Indonesia.

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Herry Trisaputra Zuna menyampaikan, "kolaborasi antara Gojek, BTN, Perumnas dan Kementerian PUPR dalam peluncuran program KPR BTN untuk Gojek melalui skema BP2BT merupakan salah satu aksi nyata untuk mendorong kepemilikan rumah layak huni dan terjangkau bagi pekerja sektor informal."

 

Menurut Herry, program ini juga merupakan salah satu strategi percepatan penyaluran KPR bersubsidi khususnya KPR BP2BT bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah sektor informal.”

Sri, pedagang cabai Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat.Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI Sri, pedagang cabai Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat.

Sementara itu, Ketua Bidang Organisasi IKAPPI, Teguh Stiawan mengatakan, potensi KPR Subsidi berskema BP2BT dari BTN untuk pedagang pasar di Indonesia sangat besar. Menurutnya, pedagang-pedagang pasar di Indonesia sangat antusias untuk mendapatkan KPR Subdisi dari BTN. IKAPPI pun mengapresiasi langkah BTN dalam menyalurkan KPR Subsidi untuk pekerja informal termasuk pedagang pasar.

IKAPPI mendata sekitar 500 pedagang pasar yang berhasil mencapai akad KPR di BTN.

Hingga saat ini, ada sekitar 1,4 juta pedagang pasar yang tergabung dalam IKAPPI. Di luar keanggotaan IKAPPI, ada sekitar 12 juta pedagang pasar yang tersebar di seluruh Indonesia. Jutaan pedagang pasar turut tergolong sebagai pekerja informal.

"Kita tahu bahwa pedagang banyak yang belum memiliki rumah secara pribadi. Sehingga kita tuntun untuk mendapatkan (KPR) subsidi rumah ini," kata Teguh kepada Kompas.com.

Baca juga: Ekosistem Perumahan Jadi Andalan Superapp BTN Mobile

Teguh menyebutkan, IKAPPI sudah menyosialisasikan program KPR BTN ke jaringan-jaringan IKAPPI di daerah bersama BTN di masing-masing wilayah. Saat ini, sosialisasi program KPR BTN untuk pedagang pasar khususnya anggota IKAPPI sudah berjalan di delapan daerah seperti Purwakarta, Cianjur, Cirebon, Medan, Maros (Sulawesi Selatan), Palembang, Bali, dan Solo.

"Program KPR Subsidi diperuntukan bagi pedagang pasar tradisional anggota dari IKAPPI, namun tidak menutup kemungkinan pedagang yang belum menjadi anggota bisa ambil dengan ketentuan harus ada surat rekomendasi dari IKAPPI," tambah Teguh.

Menurut Teguh, IKAPPI mendorong pemerintah melalui BTN agar memberikan kuota yang besar agar para pedagang pasar bisa merasakan KPR Subsidi.

Kini, mimpi-mimpi punya rumah dengan KPR Subsidi itu bisa terbeli.

Jangan takut bermimpi punya rumah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com