Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Rusak, 8 Bahan Makanan Ini Tidak Boleh Dihaluskan dengan Blender

Kompas.com - 30/01/2023, 17:45 WIB
Esra Dopita Maret

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Blender menjadi salah satu peralatan elektronik dapur yang bermanfaat. Blender tidak hanya berfungsi menghaluskan buah dan sayur, tapi juga bumbu dapur, daging, hingga membuat saus. 

Merawat blender merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan umur penggunaannya tetap panjang serta tahan lama.  

Baca juga: Simak, Cara Menggunakan Blender dengan Benar agar Tahan Lama

Sebaliknya, tidak merawat blender dapat merusak blender, yang akhirnya memperpendek usia penggunaan alat. 

Langkah pertama dari perawatan blender adalah mengetahui makanan apa saja yang boleh diproses menggunakan blender dan makanan yang harus dihindari.

Dikutip dari Eating Well, Senin (30/1/2023), berikut bahan makanan yang tidak boleh dihaluskan dengan blender.

Cairan ekstra panas

Ilustrasi blender. SHUTTERSTOCK/AFRICA STUDIO Ilustrasi blender.
Memasukkan cairan panas ke blender adalah hal yang sangat tidak boleh dilakukan. Elle Penner, ahli diet terdaftar yang berbasis di Oregon, Amerika Serikat, mengatakan cairan panas mengeluarkan uap dan uap tersebut dengan cepat menciptakan tekanan dalam blender. 

Proses pencampuran dapat menyebabkan cairan meledak dan berpotensi membakar apa pun yang ada di dekatnya. 

Sebaiknya, menunggu setidaknya 10 menit hingga cairan mendingin sebelum diblender, lepaskan bagian melingkar dari tutupnya agar uap keluar, dana pastikan menutup bukaannya dengan serbet sebelum menyalakan blender. 

Baca juga: Blender Kaca Vs Blender Plastik, Mana yang Lebih Bagus?

Kentang

Makanan yang kental dan bertepung, seperti kentang, tidak cocok dihaluskan dengan blender.

"Pisau dan kecepatannya akan membuat kentang bekerja terlalu keras dan menyebabkannya melepaskan terlalu banyak pati," kata Abbie Gellman, ahli diet terdaftar yang berbasis di NYC dan penulis The Mediterranean Dash Diet.

Hasilnya, kentang yang tidak terlalu "dihaluskan", tetapi seperti "pasta wallpaper". Hal ini membuat kentang menjadi bahan makanan yang tidak boleh dihaluskan dengan blender.

Sebaiknya, gunakan alat penumbuk untuk mendapatkan hasil kentang yang lembut. 

Baca juga: Cara Merawat Pisau Blender dan Food Processor agar Tak Cepat Tumpul

Buah kering

Ilustrasi raisin, buah kering mirip sultana. SHUTTERSTOCK/photocrew1 Ilustrasi raisin, buah kering mirip sultana.
Saat membuat smoothie, buah kering dapat menjadi tambahan lezat. Namun, Gellman mengatakan, karena bagian luarnya yang kasar dan bagian dalamnya yang lengket, buah kering dapat tersangkut di pisau dan membuatnya tidak berguna. 

Jika  ingin menambahkan buah kering ke blender, cincanglah dengan tangan atau rendam dalam air hangat untuk melembutkannya sebelum diblender. 

Makanan sangat beku

Penner menjelaskan memblender makanan beku yang besar atau sangat keras, seperti buah atau mentega almond, dapat merusak wadah blender, membuat pecahan plastik atau kaca dan cipratan makanan berhamburan ke mana-mana.

Bahkan apabila blender tetap utuh, Anda mungkin masih akan mendapatkan potongan-potongan acak dalam smoothie, bukannya tercampur rata. 

Untuk itu, makanan sangat beku menjadi bahan makanan yang tidak boleh dihaluskan dengan blender. Sebagai gantinya, biarkan makanan mencair selama 10-15 menit sebelum dimasukkan ke dblender dan potong-potong terlebih dulu untuk mendapatkan hasil terbaik. 

Baca juga: Ketahui, Ini 7 Permasalahan yang Sering Dialami Blender

Es batu

Ilustrasi es batu. PEXELS/COTTONBRO Ilustrasi es batu.
Sama dengan makanan beku yang keras, es batu terlalu sulit dihancurkan dengan blender standar dan mungkin akan mendapatkan potongan-potongan yang tidak rata.

Bahkan dapat berisiko menumpulkan mata pisau atau mematahkannya. "Pastikan membaca buku petunjuk untuk mengetahui apa yang direkomendasikan untuk blender," ucap Jodi Greebel, ahli diet terdaftar yang berbasis di New York yang berspesialisasi dalam pemberian makanan untuk keluarga.

Bumbu utuh

Bumbu utuh menjadi bahan makanan yang tidak boleh dihaluskan dengan blender. Menurut Greebel, blender tidak cocok untuk menghancurkan rempah-rempah atau bumbu dapur. 

"Jika benar-benar ingin membuat (campuran bumbu) sendiri, gunakan penggiling bumbu, tapi sebaiknya membeli bumbu yang sudah digiling." 

Baca juga: Jangan Gunakan Blender untuk 5 Jenis Makanan Ini, Bikin Rusak

Biji kopi

Ilustrasi biji kopi yang sedang disangrai atau roasting. FREEPIK/bublikhaus Ilustrasi biji kopi yang sedang disangrai atau roasting.
Secara teknis, Anda bisa menggiling biji kopi dengan blender, tapi hasilnya akan jauh lebih baik dengan penggiling kopi.

"Menghaluskan biji kopi dengan blender tidak hanya menghasilkan butiran yang tidak sesuai dan mengacaukan rasa kopi, tapi juga mengurangi ketajaman mata pisau dari waktu ke waktu," imbuh Gellman. 

Baca juga: Tips Merawat Blender agar Bisa Tetap Awet

Makanan berserat tinggi mentah

Terakhir, bahan makanan yang tidak boleh dihaluskan dengan blender adalah makanan beserat tinggi seperti sayuran.

Sayuran, seperti seledri dan brokoli, cenderung berserabut dalam blender jika masih mentah. Jadi, sebaiknya memasak sayuran terlebih dahulu sebelum dihaluskan dengan blender.

Selain itu, kacang-kacangan juga harus dimasak sebelum diblender agar tidak menumpulkan mata pisau.

Makanan berserat tinggi lainnya yang tidak cocok dihaluskan dengan blender adalah kembang kol. "Kembang kol paling baik dibuat dengan food processor. Cara memotong dengan blender membuatnya menjadi lembek, bukan seperti kembang kol yang diinginkan," ujar Greebel. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com