JAKARTA, KOMPAS.com - Budidaya tanaman dengan metode hidroponik banyak digemari masyarakat karena dapat dilakukan di lahan terbatas. Sebab, budidaya tanaman hidroponik tidak membutuhkan tanah dan dilakukan secara organik.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, Rabu (18/1/2023), secara umum, bertanam dengan sistem hidroponik sangat sederhana, mulai dari menyemai, tumbuh dan tunggu hingga panen.
Namun, dari proses semai hingga panen kerap terjadi tantangan-tantangan seperti yang dialami budidaya konvensional seperti serangan hama, penyakit tanaman, defisiensi atau kekurangan unsur hara, benih yang tidak tumbuh, dan lain-lain.
Baca juga: 5 Media Tanam Hidroponik agar Kuat dan Tumbuh Subur, Apa Saja?
Dalam artikel ini akan dijelaskan mengenai tanda-tanda tanaman hidroponik kekurangan unsur hara. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengetahuinya.
Pertama-tama, perhatikan semua tanaman yang ada. Pada tanaman sayuran, perhatikan daun, jika ada perubahan kondisi daun yang menjadi pucat lalu berubah warna menjadi kuning kecoklatan, sementara urat daun masih tetap warna hijau.
Jika demikian, maka tanaman hidroponik kekurangan unsur besi (Fe).
Zat besi penting dalam pembentukan hijau daun (klorofil), pembentukan karbohidrat, lemak, protein, dan enzim.
Baca juga: Cara Membuat Pestisida Alami untuk Hidroponik dari Bumbu Dapur
Namun, kekurangan zat besi pada tanaman juga dapat disebabkan terjadinya kekurangan mangan (Mn) dan kalium (K) atau kelebihan sulfat (S), yang mengakibatkan pergerakan besi terhambat dan Fe tidak sampai ke daun, meskipun pengisapan Fe berlangsung terus.
Solusi terbaik dan mudah dilakukan adalah mengganti air nutrisi dengan yang baru dengan komposisi AB Mix sesuai anjuran atau menambahkan unsur Fe 13 persen sebanyak 5 hingga 10 gram untuk 1.000 liter air.
Sahabat tani, rata-rata tanaman membutuhkan larutan nutrisi yang ber pH netral, yaitu skala pH dalam rentang 6,0 hingga 6,5.
Jika skala pH suatu larutan nutrisi di bawah atau melebihi angka tersebut sudah dapat dipastikan tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi. Khusus tanaman kailan, pH yang dibutuhkan agar dapat tumbuh baik memerlukan kisaran pH antara 5,5 sampai 6,5.
Baca juga: 5 Jenis Sistem Hidroponik yang Populer di Indonesia
Untuk itu, Anda harus sering mengukur pH air nutrisi dan dilakukan pencatatan agar dapat mengetahui perkembangan pH dari hari ke hari.
Anda dapat melakukan pengukuran dengan menggunakan pH meter. Pada alat tersebut terdapat skala pH yang terdiri dari 14 angka, mulai dari nol hingga 14.
Larutan nutrisi hidroponik yang menunjukkan skala di bawah angka 7 bersifat asam, sedangkan larutan dengan skala lebih dari 7 hingga angka 14 bersifat basa.
Selanjutnya, Anda perlu mengidentifikasi kepekatan nutrisi air hidroponik agar tanaman kita dapat tumbuh subur. Tanaman memerlukan unsur hara yang disediakan dalam bentuk pupuk yang dilarutkan dalam air.
Baca juga: 5 Bahan Alami yang Bisa Jadi Nutrisi Hidroponik dan Cara Membuatnya
Untuk mengetahui kepekatan nutrisi hidroponik, Anda dapat menggunakan alat TDS meter (Total Dissolved Solids) yaitu alat untuk mengukur partikel padatan terlarut di air nutrisi dengan satuan ppm (part per million).
Untuk tanaman kailan, partikel padatan terlarut di dalam air berkisar 1.050 sampai 1.400.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.