Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2022, 13:00 WIB
Siti Nur Aeni ,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

Dengan memperhatikan keseimbangan nutrisi dan dosis pupuk, tanaman cabai bisa tumbuh baik dan terhindar dari serangan organisme penggangu tanaman. 

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Menanam Cabai? Ini Penjelasannya

Menggunakan mulsa plastik hitam perak

Ilustrasi tanah. Berikut adalah jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia.PIXABAY/ALEX FOX Ilustrasi tanah. Berikut adalah jenis-jenis tanah yang ada di Indonesia.
Penggunaan mulsa plastik hitam perak pada bedengan cabai bertujuan memantulkan sinar matahari sehingga serangga tidak akan hinggap di area pertanaman tersebut.

Selain itu, penggunaan mulsa dapat menghambat pertumbuhan gulma dan mencegah penularan patogen tular tanah.

Penanaman tanaman penghadang

Tanaman penghadang berfungsi menghalangi vektor masuk ke area budi daya tanaman cabai. Tanaman penghadang yang bisa digunakan adalah jagung dan tanam dalam jarak rapat. 

Baca juga: 9 Jenis Cabai dengan Varietas Unggul di Indonesia

Lakukan sanitasi dan mencabut tanaman yang sakit

Cara mengendalikan virus gemini pada tanaman cabai berikutnya adalah melakukan sanitasi serta mencabut tanaman yang sakit untuk menghilangkan sumber infeksi. 

Pengawasan dilakukan sampai tanaman berumur 35-40 hari. Tanaman yang menunjukan adanya gejala penyakit segera diganti dengan tanaman sehat. Gulma yang menjadi vektor virus kuning juga dibersihkan dan dibakar.

Baca juga: Cara Mengendalikan Hama Thrips pada Tanaman Cabai Merah

Menanam dengan sistem tumpangsari

Menanam tanaman cabai dengan sistem tumpangsari juga menjadi salah satu upaya mencegah persebaran virus kuning. Pasalnya, dengan pola tanam ini, maka vertor kutu kebul bisa berkurang.

Penggunaan perangkap kuning

Cara mengendalikan virus gemini lainnya adalah memasang perangkap kuning untuk menangkap kutu kebul yang menjadi vektor virus kuning pada tanaman cabai. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com