Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Budidaya Udang Didorong untuk Penuhi Pasar Ekspor

Kompas.com - 19/07/2022, 12:19 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Produk budidaya udang dan olahannya asal Jawa Timur, Indonesia, berpotensi besar memenuhi kebutuhan pasar global. Ini sejalan dengan tingginya kebutuhan akan produk mina tersebut.

Berdasarkan data International Trade Center, nilai ekspor Perikanan (HS 03 dan 1603-1605) Dunia di pasar global pada tahun 2021 mencapai 164,24 miliar dollar AS, naik 15,34 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Selama lima tahun terakhir (2017-2021) ekspor perikanan dunia secara rata-rata meningkat 3,23 persen per tahun.

Baca juga: Cara Membuat Baglog untuk Budidaya Jamur Tiram di Rumah

Ilustrasi udang segar. PIXABAY/ Asepwaraz Ilustrasi udang segar.

Secara spesifik untuk produk udang dan olahannya (HS 0306 dan 1605), pada tahun 2021 mencapai 48,36 miliar dollar AS, meningkat 26,27 persen (yoy) pada 2021.

Selama lima tahun terakhir (2017-2021) ekspor udang dan olahannya dunia secara rata-rata meningkat 4,91 persen per tahun.

Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor komoditas perikanan dan menempati peringkat 11 dunia, selain itu juga menguasai pangsa pasar ekspor sebesar 3,2 persen pada 2021 atau mencapai 5,26 miliar dollar AS.

Adapun lima negara pengekspor utama komoditas perikanan di dunia adalah Tiongkok, Norwegia, Vietnam, India dan Kanada.

Baca juga: Mengenal Baglog yang Digunakan dalam Budidaya Jamur Tiram

Kepala Divisi IEB Institute, Rini Satriani menjelaskan, khusus untuk produk udang dan
olahannya, Indonesia mampu menempati peringkat keenam setelah India, Ekuador,
Tiongkok, Kanada dan Vietnam.

Nilai ekspor udang dan olahannya asal Indonesia pada 2021 mencapai 2,92 miliar dollar AS atau berkontribusi 6,03 persen terhadap total ekspor udang dan olahannya dunia pada 2021.

Ilustrasi udang segar di atas piring. PIXABAY/ KIMLOME Ilustrasi udang segar di atas piring.

Jika dibandingkan terhadap total ekspor perikanan Indonesia, maka ekspor udang dan olahannya Indonesia berkontribusi sebesar 55,41 persen.

Untuk produk udang dan olahannya selama Januari-Mei 2022 pun mengalami peningkatan sebesar 17,56 persen (yoy) atau mencapai 1,27 miliar dollar AS, naik dari 1,08 miliar dollar AS pada Januari-Mei 2021.

Baca juga: 7 Tips Budidaya Jamur Tiram di Rumah agar Tumbuh Subur

Berdasarkan jenis komoditas, ekspor udang Indonesia didominasi oleh lobster, udang kecil (shrimp), udang besar (prawn) dengan negara tujuan ekspor utamanya adalah Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, Vietnam dan Thailand.

Melihat potensi tersebut, Indonesia Eximbank Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) baru-baru ini meresmikan Desa Devisa Kluster Udang di Situbondo yang disaksikan Wakil Bupati Situbondo Khoirani.

Sebagai lembaga khusus Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan, LPEI selalu mendukung pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang berorientasi ekspor melalui berbagai program dan di antaranya adalah Program Desa Devisa.

Direktur Eksekutif LPEI, Riyani Tirtoso menjelaskan, LPEI terus bersinergi dengan pemerintah baik pusat dan juga daerah, pemangku kepentingan lainnya dalam mengembangkan potensi suatu wilayah.

Baca juga: Tertarik Budidaya Jambu Kristal? Begini Caranya

Untuk itu, melalui Program Desa Devisa, LPEI hadir membantu para pelaku usaha untuk ditingkatkan kapasitasnya, baik dari sisi knowledge maupun aspek produksinya.

"Diberikan pelatihan, pendampingan agar mampu membangun produk yang berstandar internasional. Program Desa Devisa ini juga selain memajukan produk atau komoditas, juga memiliki tujuan yaitu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya. Kalau produknya memiliki daya saing tinggi, artinya harga jualnya juga bagus, maka secara tidak langsung, masyarakatnya akan makmur," ucap Riyani dalam siaran pers, Selasa (19/7/2022).

Desa Devisa Kluster Udang ini merupakan binaan bersama antara LPEI dengan salah satu debitur, yakni Panca Mitra Multiperdana (PMMP).

 

"Hasil panen udang dari Desa Devisa ini akan dijual kepada PMMP, jadi kualitasnya terjamin. Kami berharap kedepannya akan banyak lagi Desa Devisa dengan mengangkat skema bisnis seperti ini,” tutur Riyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com