JAKARTA, KOMPAS.com - Skincare atau produk kecantikan dan kulit telah menjadi sebuah kebutuhan bagi beberapa orang, baik wanita maupun pria.
Tak heran, saat ini mudah ditemukan berbagai produk skincare di pasaran, dari rambut, wajah, tubuh, hingga ujung kaki.
Baca juga: Demi Menjaga Lingkungan, Yuk Pakai Produk Kecantikan sampai Habis
Ditambah, produsen atau pelaku industri kecantikan juga berlomba-lomba mengeluarkan sejumlah produk skincare, dari pembersih waja, toner, serum, sunscreen, pelembap, hingga masker wajah.
Hal ini membuat industri kecantikan mengalami pertumbuhan pesat, terlebih selama pandemi Covid-19.
Berdasarkan data penelitian Kantar pada 2021, pertumbuhan segmen kecantikan dan perawatan pribadi pada masa new normal mengalami peningkatan sebesar tiga persen.
Baca juga: #PakeSampaiHabis, Solusi Nyata Kurangi Sampah Produk Skincare di Rumah
Hal ini tak lain karena kebiasaan konsumsi berlebihan seperti mudah membeli dan berganti produk kecantikan hanya karena mengikuti tren atau diskon. Padahal, skincare sebelumnya belum habis digunakan.
Akibatnya, terjadi penumpukan sampah produk kecantikan di rumah serta berpotensi terhadap masalah lingkungan.
Baca juga: Jangan Dibuang, Skincare Kedaluwarsa Bisa Digunakan Membersihkan Rumah
Cynthia S Lestari, founder Lyfe with Less—komunitas gaya hidup minimalis di Indonesia—penumpukan sampah produk skincare juga tak terlepas dari penggunaan skincare dengan teknik layering atau menggunakan produk secara berlapis-lapis setiap harinya.
"Dari pagi sampai malam, banyak orang yang menggunakan lebih dari dua skincare berbeda-beda. Belum lagi, beli skincare baru, padahal produk sebelum belum habis hanya karena termakan diskon," ucapnya dalam acara #PakaiSampaiHabis yang digelar secara virtual, Jumat (3/6/2022).
Hal ini, kata Cynthia, hanya akan menambah jumlah sampah, baik di rumah maupunm tempat pembuanga akhir (TPA).
"Karena itu, hindari kebiasaan over konsumtif dan mengurangi penggunaan produk skincare."
Baca juga: Hati-hati, Ini Bahaya Mencampur Produk Pembersih Rumah
Pertama, mengenal jenis kulit serta permasalahan dan kebutuhan kulit untuk menemukan produk skincare yang tepat sehingga tidak mengonsumsi berlebihan.
Kedua, menggunakan produk yang refillable atau dapat diisi ulang kembali. Ketiga, membeli produk multifungsi jika memungkinkan. Terakhir, membuat skincare sendiri di rumah atau do it yourself (DIY) menggunakan bahan-bahan alami.
Baca juga: 7 Benda yang Tak Boleh Dibuang ke Tempat Sampah Sembarangan
"Sebetulnya, kita tidak memerlukan penggunaan skincare sebanyak itu. Dengan memilih yang betul-betul dibutuhkan kulit, glowing dan caring bisa berjalan beriringan," ujar Maurilla, Minggu (5/6/2022).
Cynthia menambahkan, mengurangi sampah produk kecantikan juga bisa dilakukan dengan menerapkan skinimalism atau menggunakan produk skincare sedikit mungkin dan memakai produk multifungsi yang sesuai dengan jenis kulit.
"Hindari penggunaan skincare dengan teknik layering atau menggunakan banyak produk. Dengan demikian, menghindari juga praktik konsumerisme," tutup Cynthia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.