JAKARTA, KOMPAS.com - Pupuk dan pestisida adalh bahan-bahan yang penting digunakan untuk memastikan tanaman tumbuh subur dan bebas hama. Namun, penggunaan pupuk dan pestisida kimia dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi tanah.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, dampak pupuk dan pestisida kimia akan terasa di masa depan dan untuk memperbaikinya pun butuh waktu yang tidak sebentar.
Dampak lain penggunaan pupuk dan pestisida kimia adalah perkembangan penyakit, bakteri dan virus yang berada dalam tidah akan menjadi lebih cepat menyebar. Ini karena resistensi terhadap penggunaan secara terus-menerus, sehingga penggunaan dosis pestisida akan menjadi lebih meningkat.
Baca juga: Cara Tepat Memberi Pupuk untuk Tanaman Cabai yang Baru Tumbuh
Oleh karena itu, penggunaan pupuk dan pestisida kimia perlu dikurangi. Sebagai gantinya, Anda dapat mulai beralih dengan menggunakan pupuk dan pestisida organik.
Salah satunya adalah jamur Trichoderma Sp, yang dapat digunakan sebagai pupuk dan pestisida alami.
Berikut beberapa manfaat Trichoderma Sp untuk tanaman.
Trichoderma bekerja memperbaiki struktur tanah di sekitar perakaran tanaman dengan cara menguraikan zat-zat organik yang ada di dalam tanah. Di dalam tanah sebenarnya terdapat banyak zat organik, namun dalam bentuk dan ukuran yang tidak dapat diserap oleh tanaman.
Baca juga: Kaya Manfaat, Ini Cara Membuat Pupuk Organik Cair dari Kulit Nanas
Namun, dengan aplikasi Trichoderma maka bahan organik tersebut akan diurai, dan setelah diurai oleh Trichoderma, zat-zat tersebut akan berubah menjadi ion-ion yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tanaman.
Selain menghemat biaya, karena dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia, pemakaian Trichoderma sangat aman bagi lingkungan.
Berbeda dengan pupuk kimia yang menyebabkan mikroorganisme di sekitar perakaran mati. Hanya saja aplikasi Trichoderma prosesnya tidak secepat penggunaan pupuk kimia.
Trichoderma yang bersifat parasit terhadap jenis jamur lain ini, bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan penyebaran patogen tular tanah penyebab penyakit pada akar tanaman, antara lain sebagai berikut.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Kandang dari Kotoran Sapi
Dengan menggunakan Trichoderma diharapkan intensitas layu pada tanaman dapat ditekan. Aplikasi Trichoderma bisa untuk semua tanaman hortikultura.
Adapun dosisnya bisa menyesuaikan dengan dosis pupuk organik pada umumnya.
Trichoderma Sp sangat efektif dalam upaya pencegahan serangan patogen (preventif). Dengan demikian, aplikasinya akan jauh lebih efektif sebelum tanaman diserang.
Baca juga: Jangan Dibuang, Nasi Sisa Bisa Dijadikan Pupuk Tanaman
Hal yang perlu diperhatikan saat aplikasi Trichoderma adalah jangan mencampurnya dengan pupuk ataupun pestisida kimia, karena dikhawatirkan Trichoderma sp bisa mati.
Lebih aman jika dicampur dengan pupuk kompos, karena pupuk kandang atau pupuk kompos sangat mendukung perkembangan jamur-jamur yang menguntungkan tanaman termasuk Trichoderma Sp.
Ada tiga macam aplikasi yang bisa diterapkan saat menggunakan pupuk dan pestisida alami Trichoderma Sp, antara lain sebagai berikut.
Aplikasi Trichoderma pada bedengan bisa dilakukan bersamaan permberian pupuk dasaran (kandang) dan ditebarkan secara merata di bedengan yang setengah, bukan diberikan diatas bedengan yang telah jadi.
Baca juga: Pupuk Racikan agar Tanaman Cabai Rawit di Polybag Berbuah Lebat
Dosisnya kurang lebih 500 kg per hektare atau 20-25 gram per tanaman.
Dengan perlakuan tersebut diharapkan jamur atau patogen tular tanah yang ada di dasar bedengan tersebut bisa mati, jauh hari sebelum bibit ditanam.
Pada akhirnya nanti perakaran tanaman bisa jauh lebih aman dari serangan penyakit layu.
Aplikasi Trichoderma pada lubang tanam dilakukan pada saat pindah tanam, dengan cara menaburkan Trichoderma di tiap lubang tanam. Jadi, saat nanti bibit ditanam, maka posisi Trichoderma akan tepat langsung mengenai perakaran tanaman.
Untuk dosis yang digunakan kira-kira sebesar kapsul obat. Saat ini di pasaran, Trichoderma bisa ditemui dalam berbagi bentuk kemasan praktis, termasuk bentuk bubuk dan kapsul.
Baca juga: Cara Membuat Pupuk Kalium Organik dari Sabut Kelapa
Selain ditaburkan pada bedengan dan lubang tanam, Trichoderma juga dapat diaplikasikan dengan cara dikocor. Pengocoroan bisa dimulai saat tanaman berusia 7 sampai 10 HST (Hari Setelah Tanam).
Kemudian, ulangi pengocoran setiap 10 hari sampai 4 kali perlakuan. Jika Anda mulai pengaplikasian saat umur 7 HST, maka aplikasi berikutnya saat umur 14, 21, dan 28 HST.
Untuk dosis pengocoran sebanyak 1 sendok per 250 ml air per tanaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.