JAKARTA, KOMPAS.com - Selama berabad-abad, kucing telah dianggap sebagai makhluk misterius, penyendiri, dan sulit d.
Tak heran, hal ini manusia atau mereka yang memelihara kucing kesulitan memahami apa yang diinginkan atau dikatakan sahabat bulu.
Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Kucing Anggora dan Persia
Berbeda dengan manusia yang mengandalkan bahasa verbal untuk berkomunikasi, kucing lebih banyak berkomunikasi dalam bahasa nonverbal, bahkan dalam keadaan sunyi.
Kucing berbicara menggunakan kombinasi kompleks dari bahasa tubuh, vokalisasi, dan isyarat aroma.
Untuk itu, penting bagi pemilik kucing mengenali dasar-dasar bahasa kucing dan temukan kombinasi yang paling umum untuk memahami apa yang dirasakan atau disampaikan kucing kepada Anda.
Nah, dilansir dari The Spruce Pets, Jumat (11/2/2022), berikut lima arti di balik bahasa tubuh dan suara kucing.
Baca juga: 6 Tempat di Rumah yang Disukai Kucing untuk Tidur
Sementara kucing dewasa biasanya tidak mengeong satu sama lain, kucing peliharaan telah belajar mengeong pada manusia.
Beberapa ilmuwan mengatakan suara mengeong ini adalah perilaku manipulatif yang diadopsi kucing untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dari pemiliknya.
Baca juga: Alasan Kucing Senang Mendekat ke Pemiliknya pada Pagi Hari
Kucing juga mengekspresikan emosi dengan telinga mereka. Telinga yang menghadap ke depan menunjukkan sebuah minat.
Secara umum, semakin telinga kucing berputar ke samping dan belakang, semakin besar gairah atau kesusahan yang dialami kucing.
Telinga ke belakang dan desisan atau gesekan adalah tanda bahwa kucing merasa terancam atau tidak menyukai apa yang Anda lakukan.
Baca juga: Saatnya Ucapkan Selamat Tinggal, 5 Tanda Kucing Sekarat dan Akan Mati
Pelebaran tiba-tiba (pembesaran) dari pupil ini bisa disebabkan oleh sesuatu seperti rasa takut, minat, atau emosi kuat lainnya.
Mata kucing yang terbuka lebar menunjukkan kepercayaan, sementara menyipitkan mata ke celah bisa menandakan ketakutan atau agresi.