Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/02/2021, 21:49 WIB
Aniza Pratiwi,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak dapat dipungkiri, jika tikus merupakan hama merugikan yang sering ditemukan di dalam rumah.

Selain dapat merusak berbagai furnitur di dalam rumah, tikus juga menyebarkan bau yang tak sedap dan bisa menghabiskan serta merusak makanan.

Dilansir dari sejumlah sumber, Senin (8/2/2021), tikus dapat menyebarkan penyakit saat keluar dari persembunyiannya yang kotor.

Baca juga: Cara Membasmi Tikus yang Bersarang di Plafon Rumah

Ada beberapa cara untuk mengetahui dimana tikus bersembunyi, yakni bisa membuat jebakan berupa makanan yang disukainnya.

Letakkan beberapa remahan makanan yang dicurigai merupakan tempat persembunyiannya. Namun tikus merupakan hewan yang sulit ditangkap, sehingga harus mengetahui tandanya jika mereka ada di dalam rumah.

Bau

Urin tikus memiliki bau amonia yang kuat, yang paling kuat di sekitar sarang atau tempat makan yang mereka sukai. Tikus dapat menyebarkan urin ke mana pun mereka pergi, yang secara bertahap dapat membentuk bau yang kuat.

Dibutuhkan cukup banyak urin untuk menghasilkan bau yang kuat, jadi jika Anda bisa mencium bau tikus, Anda harus segera bertindak karena kemungkinan Anda terkena serangan tikus yang parah.

Baca juga: 5 Cara Membasmi Tikus di Rumah

Kotoran tikus

Anda akan sering menemukan kotoran di bawah unit dapur, di lemari, di permukaan atau bahkan di dalam pemanggang roti dan pemanggang yang memakan remah-remah atau lemak.

Lubang tikus

Jika tikus tidak memiliki rute di sekitar rumah Anda, mereka akan mulai membuatnya. Lubang tikus memiliki bukaan kecil dan kasar yang lebih kecil dari yang Anda duga. Tikus hanya membutuhkan lubang seukuran bolpoin untuk bisa masuk.

Tanda tikus

Tikus adalah makhluk kecil yang berminyak, dan saat mereka masuk melalui lubang atau berlari di sepanjang papan pinggi, mereka akan meninggalkan residu di belakangnya.

Saat kotoran menempel pada minyak, Anda akan mulai melihat terbentuknya noda hitam di sepanjang rute favorit mereka, yang disebut noda.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com