Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/01/2021, 14:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rasanya tidak ada panduan yang pasti tentang cara mencuci pakaian. Apakah Anda harus menggunakan suhu air atau produk pencuci tertentu, segalanya sangat relatif.

Namun demikian, ternyata ada mitos-mitos seputar mencuci pakaian yang selama ini salah, namun kerap dilakukan banyak orang.

Apa saja mitos tentang mencuci pakaian? Dilansir dari Taste of Home, Minggu (17/1/2021), berikut penjelasannya.

Baca juga: Simak, Cara Tepat Mencuci Pakaian dengan Tangan

1. Menggunakan banyak deterjen membuat pakaian lebih bersih

Salah satu mitos populer yang mungkin pernah Anda dengar adalah bahwa menggunakan lebih banyak deterjen berarti pakaian lebih bersih. Namun, kenyataannya mungkin sedikit berbeda.

“Menggunakan lebih banyak deterjen tidak membuatnya bekerja ekstra keras. Sebaliknya, dapat meninggalkan residu di pakaian Anda," kata Brian Sansoni, Senior Vice President, Communications, Outreach & Membership di American Cleaning Institute.

“Anda mungkin hanya perlu mencucinya lagi dan seiring waktu pencucian ekstra ini dapat membuat (pakaian) lebih cepat rusak. Periksa label deterjen untuk mengetahui berapa banyak deterjen yang digunakan untuk ukuran muatan dan mesin cuci Anda, terutama karena saat ini banyak deterjen terkonsentrasi," terang Sansoni.

2. Semakin panas air, semakin baik kekuatan pembersihan

Tentunya, suhu air akan berpengaruh besar saat mencuci pakaian. Namun, pengaruh air panas mungkin tidak sebesar yang Anda bayangkan.

Baca juga: Perhatikan 6 Hal Ini Sebelum Mencuci Pakaian dengan Mesin Cuci

“Air panas belum tentu membuat pakaian lebih bersih. Bahkan, bisa merusak beberapa kain atau menyebabkan beberapa noda menjadi permanen bukannya hilang," ujar Sansoni.

“Ini adalah kasus mitos yang mungkin benar di masa lalu, tetapi deterjen belakangan ini telah dirancang untuk bekerja dengan baik, jika tidak lebih baik, dalam air dingin. Selalu ikuti label perawatan kain (pakaian)," imbuhnya.

Ilustrasi mencuci pakaianSHUTTERSTOCK/PIXEL-SHOT Ilustrasi mencuci pakaian

3. Cuci pakaian setiap habis pakai

Terkadang, Anda mungkin tidak perlu mencuci pakaian setiap kali Anda memakainya.

“Jika Anda menaruh pakaian ke keranjang untuk dicuci setelah setiap kali dipakai, Anda mungkin mencuci beberapa barang secara berlebihan dan menyebabkannya aus sebelum waktunya. Kecuali ada noda, mungkin tidak perlu mencuci setiap kali habis mengenakannya,” tutur Sansoni.

4. Mesin cuci bisa rusak karena kelebihan muatan atau terlalu banyak cucian

“Semua barang yang lebih besar harus ditempatkan di mesin cuci dengan cara yang seimbang untuk mencegah kelebihan muatan cucian,” jelas Laura Johnson, anggota tim riset dan pengembangan di LG Electronics.

5. Anda dapat mengabaikan label perawatan kain

Untuk semua hal, selalu baca instruksinya dan itu termasuk label perawatan kain. Menurut Sansosni, ada kalanya Anda tergoda untuk menaruh semua pakaian ke dalam mesin cuci dan menyelesaikannya.

 

"Namun, setiap pakaian yang dijual memiliki label dengan instruksi hati-hati dari pabrikan yang dirancang untuk menjaga item terlihat terbaik. Pelajari arti simbol tersebut dan ikuti petunjuk tersebut untuk memperpanjang umur pakaian favorit Anda," ucapnya.

Ilustrasi mencuci pakaian dengan mesin cuci.Shutterstock Ilustrasi mencuci pakaian dengan mesin cuci.

6. Semua noda sama saja

Jika Anda berpikir Anda dapat menggunakan deterjen yang sama untuk noda kopi atau susu formula bayi, Anda mungkin perlu memikirkan kembali rencana tersebut.

“Jenis noda benar-benar menentukan bagaimana Anda bisa menghilangkannya,” kata pakar binatu di Carbona.

7. Sabun mandi bisa digunakan untuk mencuci pakaian

Ini kerap terjadi pada kita. Anda memasukkan banyak cucian dan kemudian menyadari bahwa Anda kehabisan deterjen.

Sebagai upaya terakhir, apakah sabun tangan bisa digunakan?

“Meskipun sabun tangan akan, sampai batas tertentu, membersihkan pakaian Anda, itu tidak akan bekerja secara efektif karena sabun untuk tubuh memiliki bahan kimia yang lebih lembut,” papar Leanne Stapf, COO The Cleaning Authority.

"Yang terbaik adalah menggunakan sabun yang memiliki jumlah bahan kimia yang lebih kuat yang tepat untuk memberikan pembersihan yang menyeluruh," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com