JAKARTA, KOMPAS.com - Merawat hewan peliharaan seperti kucing, harus juga memerhatikan kesehatannya agar terhindar dari penyakit yang mematikan, salah satunya rabies.
Rabies adalah virus mematikan yang merusak sistem saraf pusat mamalia. Penyakit zoonosis ini dapat menyebar ke manusia dan hewan lain, biasanya melalui gigitan dari mereka yang sudah terinfeksi.
Rabies sering menyerang satwa liar seperti rakun, sigung, dan kelelawar, tetapi dapat dengan mudah memengaruhi kucing dan anjing peliharaan.
Baca juga: Mengapa Kucing Tiba-tiba Pendiam? Ini Penjelasannya
Dilansir The Spruce Pets, laporan tentang kucing yang terkena rabies, lebih banyak daripada yang terjadi pada anjing.
Hal ini mungkin karena lebih banyak kucing yang dibiarkan bebas berkeliaran dan mungkin bersentuhan dengan satwa liar dan terkena rabies atau hewan liar.
Setelah kucing tertular rabies, perlu waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan sampai tanda-tanda muncul. Begitu gejala rabies muncul pada kucing, kematian biasanya terjadi dalam waktu sekitar satu minggu.
Tidak ada pengobatan untuk rabies pada hewan. Inilah mengapa vaksinasi rabies sangat penting untuk semua kucing. Tanda-tanda rabies pada kucing biasanya terlihat dalam tiga tahap: prodromal, eksitatif, dan paralitik.
Baca juga: Benarkah Insting Kucing Bisa Prediksi Datangnya Gempa Bumi?
Sebelum tanda-tanda rabies muncul, Anda mungkin melihat luka gigitan atau abses pada kucing Anda. Ini mungkin berasal dari satwa liar, kucing lain, atau bahkan anjing, yang mana pun mungkin membawa rabies.
Luka gigitan atau cedera lainnya harus ditangani oleh dokter hewan sesegera mungkin. Diskusikan riwayat vaksinasi rabies kucing Anda dengan dokter hewan sehingga Anda dapat memahami risiko mereka tertular penyakit ini.