Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/11/2020, 12:31 WIB
Abdul Haris Maulana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beragam macam virus dan penyakit yang ada di dunia tak hanya mengintai manusia, kucing pun juga demikian.

Salah satu virus yang mampu menyerang dan melumpuhkan kucing adalah Feline Panleukopenia Virus (FPV).

Dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber, Kamis (12/11/2020), FPV memiliki nama lain feline distemper atau cat distemper pada kucing.

 

Baca juga: Mengenal Penyakit Panleukopenia pada Kucing, Gejala dan Penanganannya

FPV disebabkan oleh kelompok virus parvo, yang merupakan virus DNA rantai tunggal, berukuran kecil, dan tidak berkapsul.

Penyakit ini tergolong sebagai penyakit akut yang bisa sangat mematikan pada kucing. Oleh karena itu, orang awam kerap menyebut FPV sebagai penyakit jahat pada kucing, karena penyakit ini memiliki tingkat mortalitas yang tinggi.

Proses penularan

Masa inkubasi atau waktu pertama kali terpapar virus hingga menunjukkan gejala awal penyakit ini sekitar 10 hari. Feline panleukopenia virus masuk ke dalam tubuh kucing melalui mulut atau secara oral.

Setelah masuk, virus akan menyerang kelenjar pertahanan tubuh dan akan menyebar ke seluruh tubuh bagian dalam kucing, termasuk saluran pencernaan seperti rusaknya vili usus alias usus halus.

Baca juga: 6 Bahasa Tubuh Kucing yang Perlu Diketahui

Virus ini menyerang begitu agresif, yang bisa merusak saluran pencernaan, sumsum tulang, hingga kelenjar pertahanan tubuh. Akibatnya sistem kekebalan tubuh kucing jadi rusak dan membuat kucing lemas.

Gejala feline panleukopenia virus

Cukup banyak pemelihara kucing tidak menyadari kalau peliharaan kesayangannya tengah mengidap feline panleukopenia virus. Padahal terdapat gejala khusus yang muncul akibat virus panleukopenia.

Gejala yang sering muncul saat kucing terkena FPV adalah hilangnya nafsu makan atau tidak mau makan sama sekali.

Kedua, kucing mulai muntah-muntah. Ketiga, munculnya diare pada kucing atau secara bersamaan munculnya muntah dan diare.

 

Ketika kucing muntah dan diare terus menerus, hal itu mengakibatkan tubuh kucing yang terkena FPV mengalami dehidrasi.

Segera ke dokter hewan

Setelah salah satu dari tiga gejala di atas muncul, pemilik kucing harus sesegera mungkin membawa kucingnya ke dokter hewan untuk memeriksakan kesehatannya.

Untuk menegakkan diagnosa apakah kucing terkena FPV atau tidak, dokter hewan biasanya akan menggunakan alat tes khusus FPV untuk memastikan kebenarannya.

Baca juga: Ketahui Sebab Kucing Mengalami Penurunan Berat Badan

Sampel untuk alat tes tersebut hanya menggunakan feses atau kotoran kucing. Setelah itu akan muncul hasil yang didapat alat tes, apakah kucing mengidap penyakit virus panleukopenia atau tidak.

Test kit khusus FPV sendiri memiliki fungsi untuk mendeteksi keberadaan antigen virus panleukopenia.

Penularan FPV

Penularan penyakit feline panleukopenia virus dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Untuk yang secara langsung, FPV menular dari adanya kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi, atau melalui kotoran kucing yang terinfeksi.

Sementara penularan FPV secara tidak langsung bisa melalui peralatan makan, tempat makan, tempat minum, kandang dan kotak pasir yang dimiliki kucing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com