Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2020, 17:53 WIB
Aniza Pratiwi,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kaum milenial atau generasi Y adalah kelompok demografi setelah Generasi X.

Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.

Generasi milenial diidentikkan memiliki gaya hidup lebih konsumtif terhadap barang-barang atau sajian makanan yang sedang tren.

 

Baca juga: Ide Dekorasi Rumah Tipe 36/60, Mungil tapi Instagrammable

Sebab itu, tak jarang kaum yang sangat kenal dengan era digital ini tidak bisa menyisihkan sebagian uangnya untuk dialokasikan ke keperluan yang lebih penting salah satunya membeli rumah.

Hal ini pun turut disampaikan oleh Rita Mayasari, perencana keuangan di Jooara.id yang dihubungi Kompas.com, Jumat (6/11/2020).

"Gaya hidup yang terlalu tinggi serta keinginan yang terlalu besar membuat kaum ini tidak bisa mengatur finansial secara baik," ujar Rita. 

Biasanya, ungkap Rita mereka tidak memikirkan dana yang lebih penting dan harusnya dipersiapkan sejak awal.

"Kalau sudah waktunya misalnya waktunya harus sudah bisa memiliki rumah, atau menikah, tidak punya tabungan tidak punya uang," ungkapnya.

Baca juga: Ingin Bangun Rumah tapi Anggaran Terbatas? Coba Konsep Rumah Tumbuh

Financial Check-up

Namun, menurut Ritta sebenarnya kaum milenial bisa memiliki rumah, asal bisa mengenali seperti apa finansial mereka. Bahkan menurutnya, milenial dengan gaji di bawah Rp 10 juta, yakni kisaran Rp5 juta bisa memiliki rumah.

"Sangat bisa, asal dia bisa menekan dana untuk keinginannya lalu dialokasikan ke dana untuk menyicil rumah," tambahnya.

Ada beberapa proses jika kaum milenial ini ingin memiliki rumah, pertama yang harus dilakukan adalah melakukan financial check up.

 

Financial check up adalah melihat bagaimana keadaan finansial kita. Berapa income yang didapat per bulannya, untuk apa saja uang tersebut, dan tersisa berapa uang tersebut.

"Jika dirasa memang belum bisa atau belum mampu untuk membeli rumah, jangan paksakan. "Jangan sampai income-nya tidak memenuhi, lihat dulu apa saja yang harus dikurangi untuk menutupi dana beli rumah ini," tegas Rita.

Kemudian, jika memang mampu, Anda harus melihat properti seperti apa yang kalian ingin beli. Dimana lokasinya, dan harganya berapa, sebab hal-hal detail ini diperlukan agar tidak membebankan ke depannya.

Baca juga: Room Tour Inspirasi Dekorasi Rumah Hook

Skema 60:30:10

Setelahnya, Anda harus membuat plot keuangan, yakni 60: 30: 10. 60 persen untuk masa kini (pengeluaran saat ini), 30 persen untuk masa depan yang tidak terduga dan terduga (asuransi, dan tabungan), dan 10 persen untuk sosial.

Hal yang perlu diingat adalah langsung masukkan uang Anda ke rekening yang berbeda agar dana tersebut tidak dipakai.

"Harus bisa menyadari posisi dia saat ini seperti apa, misalnya gaji Rp5 juta ya jangan terlalu banyak pengeluaran yang tidak perlu dan alokasikan ke dana yang lebih penting," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com