“Ini adalah rekor dalam hal durasi dan cakupan wilayah di negara ini,” katanya kepada AFP.
Dia menambahkan bahwa suhu panas tersebut memengaruhi sekitar 3/4 wilayah Bangladesh.
Mallik mengatakan, perubahan iklim dan penyebab-penyebab yang disebabkan oleh manusia, termasuk urbanisasi yang cepat, penebangan hutan, penyusutan badan air, dan peningkatan penggunaan pendingin ruangan, adalah penyebabnya.
“Masalahnya, kita akan melihat lebih banyak lagi gelombang panas yang parah di masa depan,” katanya.
Petugas medis pemerintah Kazi Abdul Momin mengatakan sembilan siswa dan seorang guru telah dibawa ke klinik kesehatan di desanya, Salitha, setelah jatuh sakit karena panas.
“Berdasarkan penilaian kami, mereka mungkin jatuh sakit karena gelombang panas,” ucap dia.
Baca juga: Gelombang Panas di Korsel dan Jepang Terus Memakan Korban Jiwa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.