Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Kembangkan Baterai Mini, Tahan 50 Tahun dan Tak Perlu Diisi Ulang

Kompas.com - 25/01/2024, 11:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Perusahaan asal China, Betavolt telah meluncurkan baterai mini yang berukuran lebih kecil dari koin, mampu digunakan selama 50 tahun.

Bahkan, baterai BV100 tersebut juga diklaim tidak perlu diisi ulang. Ini adalah salah satu baterai atom yang dibuat oleh China.

Dikutip dari Odditycentral pada Rabu (24/1/2024), Amerika Serikat maupun Uni Soviet sudah memproduksi baterai atom pada tahun 1960-an, namun baterai nuklir ini berukuran besar, berbahaya, dan mahal untuk dibuat.

Baca juga: Tesla Bangun Pabrik Baterai di China, Apa Kabar Rencana di Indonesia?

Plutonium digunakan sebagai sumber tenaga radioaktif untuk baterai atom pertama.

Tetapi, ilmu pengetahuan telah berkembang pesat sejak saat itu, dan baterai revolusioner Betavolt kini bergantung pada isotop yang jauh lebih aman, nikel-63 yang terurai menjadi isotop tembaga yang stabil.

Bahan semikonduktor berlian pada baterai memungkinkannya bekerja secara stabil di lingkungan dengan suhu berkisar antara -60 hingga 120 derajat Celcius.

Memiliki ukuran 15mm x 15mm x 5mm, Betavolt BV100 baru secara konstan menghasilkan listrik seiring dengan degradasi isotop, tidak seperti baterai konvensional yang hanya menyimpan energi.

Perusahaan yang bermarkas di Beijing ini mengklaim bahwa mereka adalah perusahaan pertama yang berhasil membuat miniatur energi atom dengan memasukkan 63 isotop nuklir ke dalam baterai yang lebih kecil dari koin.

Terobosan ini menempatkannya jauh ke depan dibandingkan semua institusi akademis dan komersial Eropa dan Amerika lainnya.

Baca juga: Gempa Magnitudo 7,0 Guncang Perbatasan China-Kirgistan

Betavolt juga mengklaim bahwa baterai BV100-nya benar-benar aman bagi konsumen, karena tidak akan membocorkan radiasi meskipun penutup pelindungnya bocor.

Selain itu, perusahaan tersebut juga berencana untuk mulai memproduksi baterai secara massal akhir tahun ini, dan memperkenalkan versi yang lebih bertenaga pada 2025.

Di masa depan, Betavolt berencana untuk menargetkan industri dirgantara, peralatan medis, perangkat AI, drone kecil, robotika, dan hampir semua industri yang membutuhkan baterai dengan umur 50 tahun.

Hanya saja, output dayanya hanya sebesar 100 mikrowatt pada tegangan 3 volt hingg tidak terlalu mengesankan.

Tapi, Betavoolt berencana meluncurkan baterai atom 1 watt baru pada tahun 2025, dan seiring dengan kemajuan teknologi, baterai ponsel cerdas ke depannya tidak memerlukan pengisian ulang.

"Baterai dapat memungkinkan perangkat seperti ponsel pintar untuk beroperasi tanpa batas waktu tanpa mengisi ulang atau drone dapat terbang tanpa mendarat," tulis perusahaan tersebut di situs web-nya.

Dijelaskan bahwa Betavolt BV100 dan penerusnya yang berkekuatan 1 watt sedang mencari cara untuk meningkatkan masa pakai dan keluaran daya baterai atomnya.

Baca juga: 8 Tewas, 47 Orang Hilang akibat Tanah Longsor di China

Saat ini mereka sedang bereksperimen dengan isotop seperti strontium-90, promethium-147, dan deuterium. Diharapkan dari eksperimen tersebut dapat menghasilkan baterai dengan umur 230 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com