Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Akan Bentuk Badan Penasihat untuk Tanggulangi Risiko AI, Apa Rencananya?

Kompas.com - 17/01/2024, 08:36 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

SYDNEY, KOMPAS.com - Pemerintah Australia pada Rabu (17/1/2024) mengatakan, akan membentuk badan penasihat untuk memitigasi risiko kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Australia akan menjadi negara terbaru yang meningkatkan pengawasannya terhadap teknologi tersebut.

Pemerintah juga menyampaikan rencana untuk bekerja sama dengan badan-badan industri guna memperkenalkan berbagai pedoman.

Baca juga: MA Inggris Putuskan Penemuan yang Diciptakan AI Tak Bisa Didaftarkan Hak Paten

Itu termasuk mendorong perusahaan teknologi untuk memberi label dan watermark pada konten yang dihasilkan oleh AI.

Menteri Sains dan Industri Australia Ed Husic mengatakan, AI diperkirakan akan menumbuhkan ekonomi, tetapi penggunaannya dalam bisnis masih belum merata.

"Ada juga masalah kepercayaan seputar teknologi itu sendiri dan rendahnya kepercayaan menjadi penghambat penggunaan teknologi dan itu adalah sesuatu yang harus kita hadapi," katanya kepada wartawan, dikutip dari Reuters.

Australia membentuk Komisioner eSafety pertama di dunia pada 2015, tetapi tertinggal dari beberapa negara lain dalam hal regulasi AI.

Pedoman awal akan bersifat sukarela, berbeda dengan yurisdiksi lain termasuk Uni Eropa, yang peraturannya tentang AI untuk perusahaan teknologi bersifat wajib.

Australia membuka konsultasi mengenai AI pada tahun lalu yang menerima lebih dari 500 tanggapan.

Baca juga: Sedang Dipenjara, Mantan PM Pakistan Imran Khan Pakai AI untuk Pidato

Dalam tanggapan sementaranya, pemerintah mengatakan mereka ingin membedakan antara apa yang disebut penggunaan AI “berisiko rendah” seperti memfilter email spam dan contoh “berisiko tinggi” seperti pembuatan konten yang dimanipulasi, yang juga dikenal sebagai “deep fakes”.

 

Pemerintah berencana untuk merilis tanggapan lengkap terhadap konsultasi tersebut akhir tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

AS Kirim Kapal Perang Jelang Pelantikan Presiden Taiwan

AS Kirim Kapal Perang Jelang Pelantikan Presiden Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Global
Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Global
Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Global
Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Global
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Global
Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com