Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penangkapan Pesepak Bola Sagiv Jahezkel yang Bikin Israel-Turkiye Bersitegang

Kompas.com - 15/01/2024, 19:32 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Jaksa Turkiye telah melancarkan penyelidikan kriminal terhadap Jehezkel atas dugaan "hasutan untuk membenci".

Israel dengan marah mengutuk penahanan Jehezkel, sehingga menyebabkan hubungan antara kedua kekuatan regional tersebut ke titik terendah baru.

“Turkiye telah menjadi kediktatoran yang gelap, bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai olahraga,” kata Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz.

“Saya menyerukan komunitas internasional dan organisasi olahraga internasional untuk bertindak melawan Turki dan menentang penggunaan kekerasan dan ancaman politik terhadap atlet,” tambahnya.

Baca juga: Turkiye Tangkap 189 Tersangka Terkait ISIS

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan Jehezkel akan kembali ke Israel pada Senin malam. 

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir juga mengecam penangkapan pesepak bola Sagiv Jehezkel.

“Turkiye bertindak terhadap pemain Israel, dan terhadap apa pun yang berbau Israel, dengan Nazisme,” kata politisi ultranasionalis itu dalam sebuah unggahan di X.

“Erdogan sangat menganut paham Nazi,” tulisnya tentang presiden Turkiye tersebut.

Ia lalu menyerukan kepada seluruh warga Israel untuk tidak melakukan perjalanan ke Turkiye dan melakukan boikot terhadap produk-produk Turkiye.

“Negara Israel dan warga negara Israel tidak boleh bertindak dengan sikap memaafkan terhadap Turkiye. Kami tidak akan membiarkan diri kami diinjak-injak,” jelas Ben-Gvir, dikutip dari Al Jazeera.

Penjelasan Jehezkel

Dalam kesaksiannya kepada polisi, Jehezkel mengatakan dirinya ingin menarik perhatian terhadap sandera yang disandera oleh Hamas dan sama sekali tidak bermaksud mendukung perang.

“Saya bukan orang yang pro perang,” lapor kantor berita swasta DHA mengenai pernyataan pesepak bola Turkiye itu.

“Lagipula, ada juga tentara Israel yang ditawan di Gaza. Saya adalah seseorang yang percaya bahwa periode 100 hari ini harus berakhir sekarang. Saya ingin perang berakhir. Itu sebabnya saya menunjukkan tandanya,” katanya kepada polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com