Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjara Penuh, Sri Lanka Bebaskan 1.000 Tahanan dalam Amnesti Natal

Kompas.com - 27/12/2023, 20:33 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNA

SRI LANKA, KOMPAS.com - Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe telah memberikan amnesti kepada lebih dari 1.000 narapidana dan membebaskan mereka dari penjara di seluruh negeri dalam rangka merayakan Natal, kata seorang pejabat.

Di antara 1.004 orang yang dibebaskan pada Senin (25/12/20230 adalah warga Sri Lanka yang dipenjara karena tidak mampu membayar denda yang belum dibayar, kata Komisioner Penjara Gamini Dissanayake.

Sri Lanka adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha, dan sejumlah narapidana dibebaskan pada bulan Mei untuk memperingati hari raya Waisak, yang merayakan kelahiran, pencerahan, dan kematian Buddha.

Baca juga: Sri Lanka Bebaskan 1.004 Tahanan Saat Peringatan Natal 2023

Dilansir dari CNA, pengampunan terbaru ini diberikan setelah polisi menangkap hampir 15.000 orang selama operasi anti-narkoba yang didukung militer selama seminggu yang dihentikan pada malam Natal.

Sebuah pernyataan polisi mengatakan 13.666 tersangka ditangkap sementara hampir 1.100 pecandu ditahan dan dikirim untuk menjalani rehabilitasi wajib di fasilitas yang dikelola militer.

Baca juga: Belanda Kembalikan Artefak Era Kolonial ke Sri Lanka

Penjara-penjara di negara kepulauan ini sudah sangat penuh sesak.

Baca juga: China Izinkan Restrukturisasi Utang untuk Sri Lanka

Pada hari Jumat, ada hampir 30.000 narapidana di fasilitas yang dirancang untuk menampung 11.000 orang, menurut data resmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com