Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Lanka Batal Ekspor 100.000 Monyet Terancam Punah ke China

Kompas.com - 27/06/2023, 19:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Sri Lanka, negara yang dilanda krisis keuangan, pada Senin (26/6/2023) membatalkan rencana ekspor sekitar 100.000 monyet yang terancam punah ke China setelah diprotes aktivis satwa liar.

Monyet bernama kera toque itu adalah hewan endemik di Sri Lanka dan banyak dijumpai di negara pulau berpenduduk 22 juta orang tersebut, tetapi termasuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Menteri Pertanian Sri Lanka Mahinda Amaraweera pada Juni 2023 mengatakan, China menginginkan monyet untuk 1.000 kebun binatang di seluruh negeri.

Baca juga: Batu Ginjal Terbesar di Dunia Dikeluarkan dari Perut Mantan Tentara Sri Lanka

Namun, pada Senin (26/6/2023) Departemen Konservasi Satwa Liar (DWC) Sri Lanka menyampaikan kepada Pengadilan Banding, mereka memutuskan tidak melanjutkan ekspor sehingga tindakan 30 aktivis satwa liar serta lingkungan dapat dihentikan.

"Seorang pengacara negara memberitahu pengadilan atas nama DWC bahwa tidak ada monyet yang akan diekspor ke China atau tempat lain," kata pejabat pengadilan kepada AFP.

Para aktivis satwa liar menyambut baik keputusan Pemerintah Sri Lanka untuk tidak melanjutkan ekspor.

“Ini adalah hasil yang sangat baik untuk konservasi satwa liar di Sri Lanka,” kata mereka dalam pernyataan singkat.

Usulan penjualan monyet langka ke China muncul saat Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk, tetapi tidak ada rincian keuangan yang tersedia.

Baca juga: Timeline Krisis Ekonomi Sri Lanka: Dari Protes hingga Bailout IMF

Sri Lanka mendapatkan dana talangan dari IMF pada Maret tahun ini setelah gagal membayar utang luar negerinya sebesar 46 miliar dollar AS (Rp 690 triliun) dan menyatakan bangkrut pada April 2022.

Laporan media berspekulasi bahwa China mungkin menginginkan sejumlah besar monyet dari Sri Lanka untuk penelitian medis.

Monyet dianggap hama di Sri Lanka karena mereka merusak tanaman dan menyerbu desa untuk mencari makanan, dan terkadang menyerang manusia.

Sri Lanka tahun ini menghapus beberapa spesies dari daftar yang dilindungi, termasuk ketiga spesies monyetnya serta burung merak.

Kera toque secara resmi diperkirakan berjumlah 2-3 juta di Sri Lanka, tetapi para aktivis mengatakan jumlahnya mungkin sangat dibesar-besarkan.

Baca juga: Sri Lanka Setop Rekrutmen PNS karena Krisis Ekonomi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com