KOLOMBO, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) telah menyetujui bailout hampir 3 miliar dollar AS untuk Sri Lanka.
Ini dapat dapat membantu negara membuka hingga 7 miliar dollar AS lebih dari pemberi pinjaman lain seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia.
Berikut adalah beberapa perkembangan penting dalam krisis ekonomi terburuk di negara pulau itu dalam waktu sekitar 75 tahun, seperti dikutip dari Reuters.
Baca juga: Presiden Wickremesinghe: Sri Lanka Akan Bangkrut sampai 2026
31 Maret: Demonstran berbaris ke kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk memprotes kondisi ekonomi yang memburuk.
9 Mei: Menyusul bentrokan yang meluas antara pengunjuk rasa pro dan anti-pemerintah, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, kakak presiden, mengundurkan diri. Kekerasan di seluruh negeri menyebabkan sembilan orang tewas dan sekitar 300 terluka.
18 Mei: Sri Lanka gagal bayar setelah masa tenggang 30 hari untuk pembayaran kupon senilai 78 juta dollar AS berakhir.
13 Juli: Setelah pengunjuk rasa menyerbu kantor dan kediamannya, Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari Sri Lanka, awalnya pergi ke Maladewa, sebelum pindah ke Singapura.
15 Juli: Parlemen menerima pengunduran diri Gotabaya Rajapaksa. Ranil Wickremesinghe, perdana menteri enam kali, dilantik sebagai penjabat presiden.
15 Juli: Anggota parlemen Sri Lanka memberikan suara di Wickremesinghe sebagai presiden baru.
Baca juga: Pengadilan Perancis Hukum 14 Warga Sri Lanka atas Penyelundupan Migran
9 Agustus: Regulator listrik negara menyetujui kenaikan tarif listrik sebesar 75 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.