Bridget Welsh, peneliti senior di University of Nottingham Asia Research Institute Malaysia, berpendapat bahwa peluang Thailand untuk bergabung dengan kampanye Indonesia dan Malaysia "cukup besar”, karena mereka "prihatin dengan isu ini dan semakin menjauhi UE dalam urusan politik internasional."
Namun, seorang pejabat Pemerintah Thailand yang tidak ingin disebutkan namanya karena tidak diizinkan untuk membicarakan masalah ini, mengatakan kepada DW bahwa kecil kemungkinan Bangkok akan bergabung dengan Malaysia dan Indonesia dalam tuntutan hukum apa pun terhadap Brussels.
Terutama karena Thailand tahun ini ingin memulai kembali perundingan yang terhenti mengenai perjanjian perdagangan bebas dengan UE.
Menurut seorang pejabat Komisi Eropa yang tidak mau disebutkan namanya, UE akan "meningkatkan komitmennya secara signifikan... untuk memastikan aturan baru ini diterapkan secara efektif sambil bekerja sama dengan negara-negara produsen.”
Pejabat tersebut mengatakan, inisiatif baru terkait masalah ini ini akan diluncurkan pada COP28, yang akan dimulai di Uni Emirat Arab Kamis (30/11/2023).
Baca juga: Pemain Minyak Sawit Raksasa di Malaysia: UU Deforestasi UE Tak Akan Rugikan Ekspor, tapi...
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Malaysia-Indonesia Cari Teman Melawan Aturan Deforestasi UE.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.