Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Serang Pangkalan Udara Irak, Sebut sebagai Pembalasan

Kompas.com - 22/11/2023, 13:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Penulis: VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pasukan Amerika Serikat (AS) pada Selasa (21/11/2023) menyerang proksi yang didukung Iran, yang sehari sebelumnya meluncurkan rudal balistik jarak dekat ke pangkalan udara Al Asad di Irak.

Serangan itu melukai delapan personel AS dan menimbulkan kerusakan kecil pada infrastruktur pangkalan itu.

Ini adalah kali pertama rudal balistik diluncurkan terhadap pasukan AS di Timur Tengah sejak terjadinya peningkatan serangan pada 17 Oktober, dan pertama kalinya pasukan AS membalas serangan ke Irak.

Baca juga: Pasukan AS Diserang Drone dan Roket 23 Kali di Irak dan Suriah Selama Oktober 2023

Komando Pusat AS mengatakan pasukan AS berhasil menemukan sebuah kendaraan milisi yang didukung Iran dan sejumlah personel yang terlibat dalam serangan tersebut.

Sebagai tindakan pembalasan, sebuah pesawat tempur AC-130 kemudian melakukan "serangan pertahanan diri" yang menewaskan beberapa penyerang.

Dua pejabat pertahanan AS mengatakan kepada VOA, sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari 2021, proksi yang didukung Iran telah menyerang pasukan Amerika di Irak dan Suriah setidaknya 150 kali.

Sementara sejak 17 Oktober lalu, terjadi lebih dari 60 serangan roket dan pesawat tak berawak terhadap pasukan AS.

Menurut pihak militer, sebagian besar serangan tersebut berhasil digagalkan oleh militer Amerika atau gagal mencapai target mereka, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan infrastruktur.

Namun, beberapa serangan telah melukai puluhan personel militer AS. Cedera yang dialami beragam, mulai dari cedera otak traumatis hingga cedera ringan seperti pecahan peluru atau gendang telinga yang berlubang.

Baca juga: Pasukan AS di Irak dan Suriah Diserang 13 Kali dalam Seminggu

Para pejabat mengatakan personel yang luka-luka itu telah kembali bertugas.

Seorang kontraktor AS di Pangkalan Udara al-Asad di Irak mengalami serangan jantung dan meninggal dunia ketika berlindung di tempat yang aman ketika ada peringatan palsu akan adanya serangan udara.

Timur Tengah telah menjadi kotak api sejak Hamas yang didukung Iran melancarkan serangan teroris ke Israel pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 1.400 orang dan menyandera sekitar 200 orang lainnya. Serangan balasan dan serangan darat Israel telah menyebabkan belasan ribu orang tewas.

AS telah meningkatkan kehadirannya di wilayah tersebut untuk melindungi sekitar 2.500 tentara AS di Irak dan 900 tentara di Suriah serta untuk mencegah aktor-aktor jahat, termasuk Iran, Houthi, dan Hizbullah serta milisi proksi yang didukung oleh Iran, agar tidak memperluas konflik Israel-Hamas.

Serentetan serangan dari militan yang didukung Iran pada bulan Maret menewaskan seorang kontraktor AS di Suriah, menyebabkan cedera otak traumatis pada 23 personel militer dan melukai 25 personel militer AS, menurut Pentagon.

Pentagon menanggapi dengan serangan udara terhadap fasilitas-fasilitas yang didukung Iran di Suriah, sama seperti serangan-serangan yang dilakukan oleh pasukan AS dalam beberapa minggu terakhir.

Baca juga: Curahan Hati Pengantin Irak Usai Kebakaran Pesta Pernikahan Tewaskan 115 Orang...

Terakhir kali Iran atau proksi yang didukung Iran menggunakan rudal balistik terhadap pasukan AS di Irak adalah pada 2020 setelah serangan AS di Irak yang menewaskan pemimpin Pasukan Quds Iran, Qassem Soleimani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com