Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepemilikan Senjata di Thailand Termasuk Tinggi di Asia Tenggara

Kompas.com - 02/11/2023, 15:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: DW Indonesia

BANGKOK, KOMPAS.com - Seorang remaja yang menjadi tersangka penembakan di sebuah pusat perbelanjaan Thailand yang menewaskan dua orang, menghadapi serangkaian dakwaan, antara lain pembunuhan berencana, percobaan pembunuhan dan kepemilikan senjata api ilegal.

Tersangka, yang berusia 14 tahun, menyerahkan diri setelah polisi memojokkannya di sebuah toko furnitur desainer.

Mayor Jenderal Polisi Nakarin Sukhontawit, dari kepolisian Bangkok, kepada kantor berita Reuters mengatakan bahwa petugas kesulitan berkomunikasi dengan tersangka.

Baca juga: Tersangka Penembakan Siam Paragon Bangkok Berusia 14 Tahun

Tersangka menderita gangguan psikologis dan telah memodifikasi pistol yang dirancang untuk menembakkan peluru kosong.

Mayor Jenderal Sukontawit mengatakan, tersangka kini tengah menjalani tes kejiwaan untuk menilai apakah dia layak diadili.

Pada Selasa (3/10/2023) penyelidik mengatakan bahwa remaja laki-laki tersebut menjalani perawatan karena penyakit mentalnya, namun berhenti meminum obat dan melaporkan mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk menembak orang.

Asisten Kepolisian Nasional Thailand, Samran Nuanma, pada konferensi pers Rabu mengatakan bahwa senjata yang digunakan dalam serangan itu adalah pistol kosong.

"Tetapi larasnya telah dimodifikasi untuk penembakan," kata Samran.

Kepemilikan senjata tertinggi di kawasan

Insiden ini adalah serangan senjata mematikan ketiga yang terjadi di Thailand dalam empat tahun terakhir. Penembakan di Siam Paragon terjadi hanya beberapa hari sebelum peringatan setahun penembakan massal di sebuah taman kanak-kanak di Thailand utara yang menewaskan 36 orang.

Tahun 2020, seorang mantan perwira militer secara membabibuta menembak mati 29 orang di sebuah mal di kota timur laut Nakhon Ratchasima.

Berdasarkan perkiraan, ada sekitar 10 juta senjata yang beredar di Thailand. Ini setara dengan rasio satu senjata untuk setiap tujuh warga, dan menjadi salah satu tingkat kepemilikan senjata tertinggi di Asia Tenggara.

Banyak senjata api yang diselundupkan ke negara tersebut, tapi Kritsanapong Phutrakul, mantan petugas polisi dan sekarang menjadi akademisi, mengatakan penjualan senjata lewat internet menjadi masalah.

"Hanya sejumlah kecil petugas polisi yang punya pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman untuk melacak pasar senjata secara online," ujar Phutrakul.

Baca juga: Tersangka Penembakan Siam Paragon Bangkok Diperiksa Kejiwaannya

PM Thailand janjikan "tindakan pencegahan"

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin pada Rabu berjanji akan melakukan "langkah-langkah pencegahan" menyusul insiden penembakan terbaru ini.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com