"Singkatnya, terowongan ini merupakan penyeimbang yang hebat, menetralisir keunggulan Israel dalam persenjataan, taktik, teknologi dan organisasi.”
Baca juga: Kenapa Iron Dome Israel Gagal Cegah Serangan Roket Hamas?
"Di masa lalu, gas air mata atau bahan kimia telah digunakan untuk membersihkan terowongan", kata salah satu pakar terkemuka di bidang ini, Daphne Richemond-Barak, dalam bukunya, Underground Warfare.
Namun hal ini "kemungkinan besar saat ini akan dianggap melanggar hukum (internasional) saat ini,” tulisnya.
Sejak 2014, militer Israel telah mengerahkan unit khusus untuk berperang di terowongan. Unit-unit semacam itu sering berlatih dalam lingkungan simulasi realitas fisik atau virtual di Israel.
Unit khusus tersebut mencakup tentara yang dilatih menggunakan sensor khusus untuk mengetahui apa yang terjadi di terowongan, serta tentara lain yang bertempur di bawah tanah. Unit-unit ini juga dibantu oleh robot serta anjing terlatih saat mengakses terowongan.
John Spencer, yang juga salah satu pendiri Kelompok Kerja Internasional untuk Perang Bawah Tanah, menyatakan bahwa dia belum pernah melihat kekuatan militer lain melakukan pekerjaan persiapan perang terowongan sebanyak yang dilakukan tentara Israel.
Namun Daphne Richemond-Barak dalam sebuah artikel untuk harian Inggris, Financial Times, bulan ini menjelaskan: "Israel perlu melakukan operasi udara dan darat yang berkepanjangan dan ekstensif untuk merusak infrastruktur bawah tanah ini,”.
Tentara Israel bisa saja membanjiri atau menghancurkan dan menutup terowongan, namun hal ini akan sangat sulit, terutama jika terjadi serangan di wilayah perkotaan, dan hal ini dapat memakan waktu berbulan-bulan.
"Bahkan dalam skenario seperti itu--yang akan menimbulkan korban jiwa yang tidak terpikirkan--kecil kemungkinannya bahwa keseluruhan jaringan terowongan Gaza akan hancur,” tulisnya.
Baca juga: Sejarah Konflik Palestina dan Israel
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Jaringan Terowongan Bawah Tanah Hamas di Jalur Gaza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.